Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berapa Kadar Gula Darah Normal pada Lansia?

Kompas.com - 05/07/2021, 07:30 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

  • Gula darah puasa: 90-150 mg/dL
  • Gula darah sampai dua jam setelah makan: 100-180 mg/dL

3. Tinggal di fasilitas kesehatan jangka panjang, penyakit kronis stadium akhir, gangguan kognitif sedang hingga berat:

  • Gula darah puasa: 100-180 mg/dL
  • Gula darah sampai dua jam setelah makan: 110-200 mg/dL

Jika dalam beberapa kali tes seorang lansia terus menunjukkan angka kadar gula darah di atas ambang normal, dia bisa didiagnosis mengalami diabetes.

Memantau gula darah

Memantau gula darah secara teratur merupakan bagian penting dari setiap rencana pengelolaan diabetes.

Pemeriksaan gula darah bisa dilakukan dengan jarum kecil (lanset( yang digunakan untuk menusuk ujung jari pasien.

Baca juga: Bagaimana Diabetes Bisa Menyebabkan Amputasi?

Setetes darah kemudian ditempatkan pada strip tes dan glukometer akan menunjukkan kadar gula darah pasien.

Pada umumnya, gula darah harus diperiksa sebelum makan dan sebelum tidur. Tapi, dokter bisa saja menyarankan untuk memeriksa lebih sering.

Penurunan kognitif dan penyakit kronis dapat menyulitkan beberapa lansia untuk mengikuti rencana perawatan diabetes mereka dengan aman, bahkan ketika mereka telah berhasil mengelola kondisi mereka selama bertahun-tahun.

Dalam situasi ini, penyedia layanan kesehatan dapat meresepkan dosis obat yang lebih rendah, melibatkan pengasuh dalam pemantauan, dan dengan hati-hati menilai gula darah rendah.

Terapi nutrisi untuk diabtes

Obat hanyalah salah satu alat untuk manajemen diabetes.

Diet adalah cara lain penderita diabetes dapat mengelola kondisi mereka karena makan atau tidak makan adalah yang memengaruhi gula darah.

Baca juga: Jenis-jenis Obat Diabetes Tipe 1 dan Obat Diabetes Tipe 2

Namun, mempertahankan pola makan yang sehat dapat menjadi tantangan bagi beberapa lansia karena masalah pencernaan yang datang seiring bertambahnya usia, yang dapat membuat sulit untuk makan dan menempatkan mereka pada risiko gizi buruk.

Masalah-masalah ini dapat mencakup:

  • Gangguan menelan
  • Anoreksia
  • Gangguan pencernaan dan masalah usus lainnya
  • Merasa kenyang terlalu cepat setelah makan

Para lansia mungkin perlu menambahkan terapi nutrisi medis ke rencana perawatan diabetes mereka. Hal ini harus dilakukan di bawah bimbingan ahli gizi yang membuat rencana nutrisi khusus.

Beberapa strategi mungkin termasuk:

  • Menambahkan suplemen, protein, atau penambah kalori cair untuk menjaga berat badan
  • Melonggarkan pembatasan makanan
  • Membantu persiapan makanan, asupan makanan, belanja bahan makanan, atau penghitungan makronutrien

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau