Apabila berlebihan, sel di jaringan paru-paru tidak bisa menerima pasokan oksigen yang memadai.
Kondisi happy hypoxia yang tidak segera ditangani dapat berbahaya. Pasalnya, pengentalan darah tidak hanya terjadi di paru-paru, tapi bisa merembet ke organ vital lain seperti ginjal dan otak yang bisa menyebabkan kematian.
Baca juga: 6 Obat Anosmia Alami untuk Mengatasi Hidung Tidak Bisa Mencium Bau
Meskipun happy hypoxia kerap tidak menunjukkan gejala kekurangan oksigen yang khas, tapi masalah kesehatan ini sebenarnya bisa dideteksi.
Gejala happy hypoxia yang perlu diwaspadai, antara lain:
Jika penderita Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah mengalami happy hypoxia di atas, segera konsultasikan ke dokter yang menangani.
Atau, cari pertolongan medis darurat ke klinik terdekat, puskesmas rawat inap, atau rumah sakit.
Baca juga: Kontak Erat, Kapan Perlu Tes Antigen atau PCR Pemeriksaan Covid-19?
Kondisi happy hypoxia termasuk pada gejala Covid-19 sebenarnya bisa dicegah agar tidak sampai berdampak fatal.
Melansir sejumlah sumber, setiap pasien Covid-19 perlu mengecek kadar saturasi oksigen secara berkala dengan alat pulse oximeter.
Apabila tidak ada alat cek saturasi oksigen, pastikan Anda waspada apabila melihat gejala tubuh tiba-tiba lemas padahal tidak melakukan aktivitas yang mengakibatkan menguras energi.
Atau, waspadai jika jari-jari tangan dan kaki serta kulit bibir kebiruan walaupun tidak ada sesak napas. Segera cari pertolongan medis untuk terapi oksigen.
Kondisi happy hypoxia bisa dialami penderita Covid-19 tanpa gejala maupaun gejala ringan.
Selalu pantau kondisi kesehatan penderita Covid-19 secara berkala, terlebih bagi yang sedang menjalani isolasi mandiri.
Baca juga: Perbedaan Swab Antigen dan PCR dalam Tes Covid-19
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.