KOMPAS.com - Jika Anda pernah terbangun dengan kondisi badan basah kuyup, Anda mungkin akan bertanya-tanya apa yang menjadi penyebab berkeringat saat tidur.
Jika terjadi berulang kali, berkeringat saat tidur mungkin terkait dengan kondisi medis lain dan mungkin memerlukan evaluasi lebih lanjut.
Berkeringat di malam hari juga bisa memiliki arti yang berbeda bagi orang yang berbeda, seperti anak-anak atau wanita yang mengalami menopause.
Baca juga: 7 Cara Mudah Mengatasi Sulit Tidur Tanpa Bantuan Obat-obatan
Berikut adalah beberapa kemungkinan penyebab berkeringat saat tidur yang bisa terjadi, mulai dari kondisi kurang serius hingga serius:
1. Pengaruh lingkungan tidur
Salah satu alasan paling umum Anda berkeringat di malam hari adalah karena Anda mencoba tidur di lingkungan tidur yang hangat atau panas.
Jika Anda mengenakan baju tidur tebal, "terkubur" di bawah selimut, atau tidak menyalakan kipas aingin maupun AC saat tidur, itu normal jika Anda menjadi terlalu hangat dan berkeringat.
Selain itu, tubuh Anda mengalami variasi suhu normal selama tidur.
Suhu inti tubuh kebanyakan orang turun menjelang pagi, seringkali sekitar jam 4 pagi.
Selain itu, selama fase tidur tertentu, sistem saraf otonom (yang mengontrol suhu tubuh, detak jantung, tekanan darah, dan faktor lainnya) dapat meningkat dan menyebabkan beberapa keringat.
Baca juga: 6 Penyebab Susah Tidur Nyenyak di Malam Hari dan Cara Mengatasinya
2. Kecemasan dan mimpi buruk
Mimpi buruk dan kecemasan umum dapat memicu serangan panik saat tidur, yang dapat menyebabkan berkeringat.
Jika Anda mengalami mimpi buruk yang berulang, terutama jika Anda memiliki gangguan stres pasca-trauma (PTSD), mendapatkan perawatan mungkin dapat membantu Anda mengatasi keluhan keringat malam, termasuk gejala lain yang lebih serius.
Selain itu, anak-anak dapat menjadi berkeringat saat mengalami teror malam.
Gejala lainnya termasuk:
Baca juga: 8 Makanan untuk Meningkatkan Hormon Serotonin, Bikin Mood Lebih baik
3. Pengaruh hormon
Seseorang wanita yang mengalami perimenopause, yakni periode transisi saat akan memasuki masa berakhirnya menstruasi (menopause), mungkin akan mengalami peningkatan insiden hot flashes (perasan panas) saat tidur.
Secara umum, wanita pascamenopause melaporkan kualitas tidur yang lebih buruk daripada wanita premenopause karena insomnia yang disebabkan oleh keringat malam dan hot flashes.
Menariknya, risiko mengembangkan sleep apnea obstruktif dilaporkan akan meningkat secara signifikan pada periode menopause karena hilangnya hormon estrogen dan progesteron.
Oleh karena itu, keringat malam pada wanita lansia dapat terjadi dengan menopause akibat sleep apnea.
3. GERD