KOMPAS.com - Diabetes tak terkontrol bisa dipahami sebagai kondisi ketika kadar gula darah Anda secara konsisten di atas 180 ml/dl atau lebih tinggi.
Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa seperti ketoasidosis diabetik (DKA), serangan jantung, atau stroke.
Kadar gula darah yang tinggi secara kronis dapat merusak saraf, pembuluh darah, dan organ vital.
Baca juga: Berapa Kadar Gula Darah Normal dalam Tubuh?
Pada diabetes, insulin tidak membawa glukosa ke dalam sel.
Ketika gula darah menumpuk, itu menjadi racun bagi organ vital Anda yang bisa secara bertahap merusaknya tanpa sepengetahuan Anda.
Faktanya, diperkirakan setengah dari penderita diabetes tidak menyadari penyakit mereka, sehingga lebih rentan mengalami komplikasi diabetes.
Komplikasi kronis diabetes secara luas dibagi menjadi dua kategori:
Dampak diabetes tidak berhenti di situ saja. Komplikasi lain yang berada di luar dua kategori di atas, termasuk penyakit gigi, berkurangnya resistensi terhadap infeksi, serta komplikasi kehamilan dan kelahiran pada wanita dengan diabetes gestasional.
Berikut ini adalah berbagai gejala diabetes tak terkontrol yang perlu diwaspadai:
1. Hiperglikemia (gula darah tinggi)
Hiperglikemia adalah gejala dan komplikasi diabetes yang berpotensi mengancam jiwa yang terjadi ketika tubuh tidak memproduksi atau menggunakan insulin dengan benar.
Baca juga: Berapa Kadar Gula Darah Normal pada Lansia?
Hiperglikemia didiagnosis ketika kadar glukosa darah lebih tinggi dari 100 mg/dl saat puasa, lebih tinggi dari 180 mg/dl dua jam setelah makan, atau bila ada tes yang menunjukkan bahwa kadar glukosa darah Anda lebih tinggi dari 200 mg/dl.
Gula darah yang tidak terkontrol ini memiliki efek yang luas.
Pada tahap awal diabetes, mungkin hanya ada sedikit gejala yang dirasakan. Tetapi, komplikasi dapat berkembang seiring waktu.
Gejala hiperglikemia dapat meliputi:
Baca juga: 10 Penyebab Gula Darah Tinggi pada Orang Bukan Penderita Diabetes
Sementara itu, gejala yang lebih parah dapat meliputi:
2. Sering infeksi
Glukosa darah tinggi yang tidak terkontrol dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan membuatnya sulit untuk melawan berbagai jenis infeksi.
Kadar gula yang tinggi dalam darah dan organ membuat bakteri lebih mudah tumbuh dan infeksi berkembang lebih cepat.
Misalnya, sindrom kaki diabetik telah didefinisikan sebagai adanya ulkus kaki yang terkait dengan neuropati, penyakit arteri perifer, dan infeksi.
Sindrom kaki diabetes merupakan penyebab utama amputasi ekstremitas bawah.
Baca juga: 7 Penyebab Gula Darah Tinggi pada Malam Hari
3. Penyembuhan luka lambat
Penyembuhan luka yang lambat pada penderita diabetes adalah hasil dari pengiriman oksigen yang lebih rendah ke area yang terluka di dalam tubuh.
Ini terjadi karena pembuluh darah dapat menjadi rusak dan menyempit seiring waktu, sehingga menyebabkan pengiriman darah ke jaringan vital menjadi rendah.
Ketika Anda mengalami luka, tubuh mencoba untuk memperbaiki dirinya sendiri dengan membawa sel darah merah, pembawa pesan kimia, dan trombosit untuk membuat serat kolagen baru dan gumpalan yang membentuk keropeng.
Jika ada bagian dari proses ini yang terhambat, luka akan membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh.
4. Sering buang air kecil
Jika Anda terbangun beberapa kali di tengah malam untuk pergi ke kamar mandi atau buang air kecil lebih sering daripada biasanya, Anda mungkin mengalami poliuria.
Poliuria atau sering buang air kecil adalah gejala diabetes yang dapat menyebabkan dehidrasi ekstrem dan disfungsi ginjal jika kadar glukosa darah Anda tidak terkendali.
Baca juga: 10 Bahaya Gula Darah Tinggi pada Penderita Diabetes
Poliuria pada diabetes terjadi ketika Anda memiliki kadar gula yang berlebihan dalam darah.
Biasanya, ketika ginjal Anda membuat urine, organ ini menyerap kembali semua gula dan mengarahkannya kembali ke aliran darah, tetapi ini tidak terjadi pada diabetes.
Sebaliknya, kelebihan glukosa berakhir di urine, di mana ginjal menarik lebih banyak air dan menghasilkan lebih banyak urine.
Penting untuk diingat bahwa gejala sering buang air kecil bersifat relatif dan subjektif sampai tingkat tertentu.
Beberapa orang secara alami buang air kecil lebih banyak daripada yang lain, dan mungkin sulit untuk mengetahui apakah pola buang air kecil Anda yang lebih tinggi dari biasanya merupakan gejala diabetes atau sesuatu yang lain.
Seringkali gejala sering buang air kecil saja tidak cukup untuk mengasumsikan diagnosis diabetes.
Tetapi, jika Anda mengalami sering buang air kecil ditambah gejala lain seperti penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, kelelahan ekstrim, penglihatan kabur, atau rasa haus yang meningkat, itu mungkin merupakan tanda bahwa Anda memiliki gejala kadar gula darah tinggi.
Anda pun mungkin perlu menemui dokter untuk membantu memberi Anda kejelasan tentang situasi Anda untuk berpotensi menghindari komplikasi serius di masa depan.
Baca juga: 5 Cara Menurunkan Gula Darah Tinggi pada Pagi Hari Tanpa Obat
5. Sering haus
Polidipsia atau rasa haus yang sering atau berlebihan biasanya ditemukan dengan sering buang air kecil karena ginjal bekerja terlalu keras untuk mengeluarkan kelebihan glukosa dari urine.
Seperti disebutkan sebelumnya, glukosa bertindak sebagai osmol, yang berarti air mengikutinya keluar dari tubuh. Akibatnya, Anda mungkin merasa dehidrasi, bahkan jika Anda minum banyak air dan cairan lainnya.
Ketika tubuh Anda kekurangan air, itu memberi sinyal ke otak Anda bahwa Anda perlu mengambil lebih banyak cairan.
Pada diabetes, minum lebih banyak air dapat membantu Anda merasa lebih baik dalam jangka pendek, tetapi itu tidak akan menyelesaikan masalah.
Untuk mengekang rasa haus Anda untuk selamanya, Anda harus mengelola diabetes dengan tepat, melalui pengobatan, perubahan gaya hidup, atau keduanya.