Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

13 Penyebab Kanker Usus Besar yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 24/08/2021, 06:03 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Pilihan ini termasuk pengujian berbasis tinja setiap tiga tahun atau kolonoskopi setiap lima tahun

Penelitian juga menunjukkan bahwa pria yang telah menerima terapi radiasi untuk mengobati kanker prostat dan testis memiliki tingkat kanker kolorektal yang lebih tinggi.

8. Genetika

Penelitian telah menunjukkan bahwa satu dari empat kasus kanker usus besar memiliki semacam hubungan genetik.

Jadi, jika Anda memiliki anggota keluarga tingkat pertama (saudara laki-laki, saudara perempuan, ayah, ibu, anak) dengan kanker usus besar atau polip, risiko Anda terkena kanker usus besar cenderung naik.

Baca juga: 16 Cara Mengatasi Sakit Perut Secara Alami dan dengan Bantuan Obat

Penting untuk dicatat bahwa kanker usus besar dapat diturunkan dalam keluarga, tetapi kanker ini hanya terkait dengan sindrom genetik tertentu pada beberapa waktu.

Faktor genetik yang bisa berperan dalam menyebabkan kanker usus besar di antaranya yakni:

  • Familial adenomatous polyposis (FAP), yakni sindrom yang diturunkan dari keluarga yang menyebabkan perkembangan ratusan (bahkan ribuan) polip pra-kanker di usus besar. Orang dengan FAP memiliki peluang hampir 100 persen terkena kanker kolorektal, seringkali pada usia 40,2 tahun. Meskipun cukup jarang, orang dengan FAP dapat didiagnosis menderita kanker usus besar pada usia remaja. Gejala FAP mungkin termasuk perubahan kebiasaan buang air besar, sakit perut, atau tinja berdarah (dari polip besar)
  • Hereditary nonpolyposis colorectal cancer (HNPCC) atau juga disebut sebagai sindrom Lynch adalah kondisi bawaan yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker usus besar sebanyak 80 persen. Tidak ada gejala luar HNPCC, tetapi tes genetik, riwayat keluarga kanker usus besar, dan skrining pemeriksaan, seperti kolonoskopi, akan membantu dokter mendiagnosis sindrom ini.
  • Peutz-Jeghers syndrome (PJS), yakni kondisi bawaan yang menyebabkan polip usus besar yang lebih rentan menjadi kanker. PJS tidak umum terjadi. Hal ini hanya memengaruhi antara 1 dari 25.000 hingga satu dari 300.000 orang saat lahir. PJS dapat diturunkan kepada seorang anak (peluang 50/50) atau berkembang secara sporadis untuk alasan yang tidak diketahui. Beberapa gejala yang terkait dengan sindrom yang biasanya terlihat saat lahir, termasuk bintik hitam berpigmen di bibir atau di mulut, kuku jari tangan atau kaki menonjol, dan tinja berdarah.

9. Konsumsi alkohol

Alkohol dianggap sebagai salah satu faktor risiko utama kanker usus besar, dan risikonya terkait langsung dengan jumlah alkohol yang dikonsumsi.

Faktanya, bahkan konsumsi alkohol dalam jumlah jumlah sedang dapat membuat seseorang berisiko.

Baca juga: 13 Gejala Perlemakan Hati yang Perlu Diwaspadai

10. Faktor pola makan

Diet tinggi lemak dan kolesterol, terutama daging merah (misalnya, daging sapi, domba, dan babi), telah dikaitkan dengan kanker usus besar.

Ada juga penelitian yang menunjukkan bahwa makan lebih dari 42,4 gram daging olahan per hari, seperti hot dog dan daging makan siang bisa meningkatkan risiko kematian akibat kanker usus besar.

World Cancer Research Fund merekomendasikan untuk mengonsumsi kurang dari 500 gram daging merah per minggu dan makan sangat sedikit daging olahan.

American Cancer Society juga merekomendasikan untuk membatasi daging merah dan olahan (walaupun tidak ada pedoman konsumsi yang ditetapkan) dan makan lebih banyak buah, sayuran, dan biji-bijian untuk menurunkan risiko terkena kanker usus besar.

11. Gaya hidup yang tidak banyak bergerak

Orang yang tidak aktif lebih mungkin mengembangkan kanker usus besar.

Melakukan aktivitas fisik secara teratur dapat mengurangi risiko kanker usus besar.

12. Merokok

Merokok sangat terkait dengan peningkatan risiko kanker kolorektal.

Menurut sebuah tinjauan di American Journal of Gastroenterology, risiko seseorang terkena kanker kolorektal meningkat ketika sering merokok atau mengisap arap rokok.

Jadi segerakan saja untuk berhenti merokok atau menjauhi sumber asap rokok.

Penelitian telah mengungkap ketika berhenti merokok, risiko seseorang terkena kanker usus besar mulai berkurang.

Baca juga: 5 Bahaya Nikotin dalam Rokok Elektrik

13. Faktor lain

Ada banyak hal lain yang dapat faktor risiko penyebab penyakit usus besar.

Ini mungkin termasuk:

  • Androgen deprivation therapy (ADT) jangka panjang mungkin karena resistensi insulin sebagai komplikasi ADT
  • Pengangkatan kantong empedu (kolesistektomi), yang telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker usus besar sisi kanan
  • Kondisi medis tertentu, seperti akromegali atau penyakit jantung koroner
  • Kekurangan vitamin D
  • Transplantasi ginjal, karena penekanan jangka panjang dari sistem kekebalan tubuh

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau