Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/08/2021, 19:00 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

Anggapan adanya dampak negatif bagi tubuh brasal dari penelitian tahun 1969 yang dilakukan oleh JW Olney.

Dalam penelitian tersebut, ia menyuntikkan MSG dalam dosis besar ke tikus yang baru lahir dan menimbulkan efek neurologis yang berbahaya.

Setelah itu, banyak buku yang bermunculan mengenai hal tersebut, seperti buku Excitotoxins: The Taste That Kills karya Russell Blaylock.

Hal ini membuat banyak pihak takut akan penggunaan MSG.

Namun, penelitian tersebut telah dibantah.

Baca juga: 11 Makanan yang Mengandung Omega 6 Tinggi

Penelitian tahun 2009 dengan judul "The blood-brain barrier and glutamate" melihat bahwa konsumsi MSG tidak berpengaruh pada otak karena tidak dapat melewati sawar darah otak dalam jumlah besar.

Dari penelitian tersebut, secara keseluruhan tidak ada bukti kuat bahwa MSG dapat bertindak sebagai esitotoksin bila dikonsumsi dalam jumlah normal.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa MSG tidak memiliki dampak buruk bagi kesehatan dan aman apabila dikonsumsi dalam jumlah wajar.

Kemudian, ulasan berjudul Monosodium Glutamat: How to Use It Properly keluaran Anguis Institute For Health Education pun mengatakan hal yang sama.

Dari berbagai penelitian yang di-review, para penulis mengatakan bahwa belum ada bukti penelitian yang kuat mengenai efek negatif MSG bagi kesehatan.

Penelitian sebelumnya yang melihat efek negatif MSG terhadap hewan masih dianggap lemah dan perlu penelitian lebih lanjut.

Orang sensitif terhadap MSG

Meski demikian, ada beberapa orang yang sensitif terhadap MSG.

Sebuah ulasan tahun 2019 berjudul "A review of the alleged health hazards of monosodium glutamate" menyebutkan bahwa beberapa orang telah melaporkan hipersensitif terhadap MSG.

Selain itu, melansir dari Medical News Today, Pusat Alergi dan Sinus New York telah menyatakan bahwa beberapa orang yang sensitif terhadap MSG melaporkan beberapa gejala berikut:

  • kembung
  • gas
  • diare
  • sakit kepala
  • sakit perut
  • kulit kesemutan

Namun, beberapa gejala tersebut berdasarkan laporan dari masyarakat sehingga perlu penelitian lebih lanjut tentang sensitivitas MSG.

Meskipun demikian, jika seseorang merasa sensitif terhadap MSG atau merasakan gejala setelah mengonsumsi makanan yang mengandung MSG, sebaiknya berhenti mengonsumsinya.

Baca juga: Amankah MSG bagi Kesehatan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com