Peradangan pada kasus RA biasanya terjadi secara simetris, di kedua sisi tubuh secara merata. Sendi tangan dan jari biasanya terkena.
Baca juga: Jangan Keliru, Ini Beda Penyakit Rematik dan Asam Urat
Pemeriksaan darah yang menunjukkan peningkatan kadar faktor rheumatoid dan antibodi anti-CCP (anti-cyclic citrullinated peptide) dapat dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis RA.
Pemeriksaan X-ray pada area sendi yang terkena juga bisa ditempuh untuk menunjukkan erosi sendi dan penyempitan ruang sendi.
Biasanya ada hubungan genetik dalam keluarga yang meningkatkan risiko mengembangkan RA.
4. Psoriatik arthritis (PsA)
Psoriatik arthritis adalah jenis radang sendi autoimun lainnya yang dapat menyebabkan nyeri sendi.
Sekitar 30 persen orang dengan psoriasis, kondisi kulit autoimun yang menyebabkan bercak gatal dan bersisik, mengembangkan PsA
Orang-orang yang memiliki psoriasis dan PsA biasanya didiagnosis dengan psoriasis terlebih dahulu. Namun, terkadang tanda-tanda radang psoriatik arthritis akan muncul sebelum gejala psoriasis muncul.
Sendi interphalangeal distal jari, yang merupakan sendi yang paling dekat dengan ujung jari Anda, biasanya dipengaruhi oleh PsA.
Baca juga: 8 Makanan yang Perlu Dihindari Penderita Radang Sendi
Kejadian ini dapat mengakibatkan daktilitis atau pembengkakan seluruh jari baik di tangan atau kaki. Pembengkakan ini menghasilkan penampilan seperti sosis.
PsA sering disertai dengan gejala terkait seperti:
5. Penyakit asam urat (gout)
Penyakit asam urat adalah jenis lain dari kondisi radang sendi. Ini hasil dari akumulasi asam urat dalam darah dan jaringan tubuh.
Asam urat dapat mengkristal di dalam persendian, menyebabkan tophi, kelompok kristal asam urat yang keras dan terlihat di bawah kulit.
Baca juga: 4 Tahapan Gejala Asam Urat yang Perlu Diwaspadai
Tophi umumnya terjadi pada sendi jari, menyebabkan nyeri sendi yang signifikan, ketidakstabilan, pembengkakan, dan hilangnya rentang gerak yang dapat berdampak parah pada gerakan tangan dan jari.
Asam urat sendiri adalah bahan kimia yang dibuat ketika tubuh memecah zat yang dikenal sebagai purin.
Purin diproduksi di dalam tubuh dan juga ditemukan di beberapa makanan dan minuman, termasuk alkohol, beberapa makanan laut dan kerang, dan daging.
Sebagian besar asam urat larut dalam darah dan mengalir ke ginjal. Dari sana, zat ini kemudian keluar dari tubuh melalui urine. Kadar asam urat yang tinggi dalam darah disebut hiperurisemia.
Memiliki penyakit ginjal (ginjal) diabetes dapat meningkatkan risiko penyakit asam urat dan tofi karena ginjal yang tidak berfungsi dengan baik bisa menurunkan kemampuan tubuh mengeluarkan asam urat.