Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Penyebab Nyeri dan Pembengkakan Tiba-tiba di Sendi Jari

Kompas.com - 06/09/2021, 22:02 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Nyeri dan pembengkakan pada sendi jari biasanya disebabkan oleh peradangan.

Peradangan sendi yang menyebabkan nyeri dan pembengkakan tiba-tiba dapat disebabkan oleh beberapa kondisi.

Kondisi itu termasuk cedera akut pada tangan atau jari maupun dari kondisi sistemik kronis yang menyebabkan peradangan sendi yang meluas.

Baca juga: 9 Cara Mengatasi Peradangan pada Kasus Radang Sendi (Arthritis)

Penyebab penyebab nyeri dan pembengkakan tiba-tiba di sendi jari penting diketahui atau dicari tahu karena menentukan pilihan pengobatan terbaik.

Berikut adalah beberapa kemungkinan kondisi yang dapat memengaruhi persendian jari dan menyebabkan rasa sakit tiba-tiba:

1. Cedera

Cedera pada jari, termasuk jari terjepit, cedera benturan, atau trauma langsung pada tangan atau jari dapat menyebabkan peradangan sendi.

Setelah cedera, sistem kekebalan tubuh merespons dengan mengirimkan darah dan cairan ke area tersebut untuk melindungi bagian yang terluka, sehingga menyebabkan pembengkakan.

Rasa sakit dan pembengkakan biasanya dapat hilang saat cedera mulai sembuh dan aliran darah meningkat ke daerah yang terkena.

2. Infeksi

Sendi jari yang bengkak dan meradang dapat terjadi akibat artritis septik.

Artritis septik adalah suatu kondisi yang menyebabkan peradangan sendi akibat infeksi sendi.

Kondisi ini bisa memengaruhi bagian sendi mana pun, termasuk jari, dan juga dapat menyebabkan demam, kedinginan, hingga nyeri tubuh.

Baca juga: 4 Penyebab Radang Sendi yang Umum Terjadi

Jika tidak ditangani, artritis septik dapat menyebabkan kerusakan parah pada sendi.

Artritis septik paling sering disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus.

Aspirasi sendi atau mengeluarkan cairan dari sendi biasanya dilakukan untuk memastikan diagnosis artritis septik.

Mengeluarkan dan menguji cairan sendi akan menunjukkan tingkat leukosit yang tinggi, sel darah putih yang melawan infeksi, serta adanya kultur bakteri.

3. Rheumatoid arthritis (RA)

RA atau lebih dikenal sebagai rematik adalah kondisi peradangan autoimun yang menyebabkan nyeri sendi, kekakuan, dan pembengkakan pada lapisan sendi.

Peradangan pada kasus RA biasanya terjadi secara simetris, di kedua sisi tubuh secara merata. Sendi tangan dan jari biasanya terkena.

Baca juga: Jangan Keliru, Ini Beda Penyakit Rematik dan Asam Urat

Pemeriksaan darah yang menunjukkan peningkatan kadar faktor rheumatoid dan antibodi anti-CCP (anti-cyclic citrullinated peptide) dapat dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis RA.

Pemeriksaan X-ray pada area sendi yang terkena juga bisa ditempuh untuk menunjukkan erosi sendi dan penyempitan ruang sendi.

Biasanya ada hubungan genetik dalam keluarga yang meningkatkan risiko mengembangkan RA.

4. Psoriatik arthritis (PsA)

Psoriatik arthritis adalah jenis radang sendi autoimun lainnya yang dapat menyebabkan nyeri sendi.

Sekitar 30 persen orang dengan psoriasis, kondisi kulit autoimun yang menyebabkan bercak gatal dan bersisik, mengembangkan PsA

Orang-orang yang memiliki psoriasis dan PsA biasanya didiagnosis dengan psoriasis terlebih dahulu. Namun, terkadang tanda-tanda radang psoriatik arthritis akan muncul sebelum gejala psoriasis muncul.

Sendi interphalangeal distal jari, yang merupakan sendi yang paling dekat dengan ujung jari Anda, biasanya dipengaruhi oleh PsA.

Baca juga: 8 Makanan yang Perlu Dihindari Penderita Radang Sendi

Kejadian ini dapat mengakibatkan daktilitis atau pembengkakan seluruh jari baik di tangan atau kaki. Pembengkakan ini menghasilkan penampilan seperti sosis.

PsA sering disertai dengan gejala terkait seperti:

  • Lekukan-lekukan pada kuku (pitting nail)
  • Nyeri tendon dan ligamen
  • Kelelahan kronis
  • Uveitis atau radang mata
  • Gejala pencernaan seperti sakit perut, kembung, sembelit, dan diare
  • Kerusakan organ akibat radang jantung, paru-paru, atau ginjal

5. Penyakit asam urat (gout)

Penyakit asam urat adalah jenis lain dari kondisi radang sendi. Ini hasil dari akumulasi asam urat dalam darah dan jaringan tubuh.

Asam urat dapat mengkristal di dalam persendian, menyebabkan tophi, kelompok kristal asam urat yang keras dan terlihat di bawah kulit.

Baca juga: 4 Tahapan Gejala Asam Urat yang Perlu Diwaspadai

Tophi umumnya terjadi pada sendi jari, menyebabkan nyeri sendi yang signifikan, ketidakstabilan, pembengkakan, dan hilangnya rentang gerak yang dapat berdampak parah pada gerakan tangan dan jari.

Asam urat sendiri adalah bahan kimia yang dibuat ketika tubuh memecah zat yang dikenal sebagai purin.

Purin diproduksi di dalam tubuh dan juga ditemukan di beberapa makanan dan minuman, termasuk alkohol, beberapa makanan laut dan kerang, dan daging.

Sebagian besar asam urat larut dalam darah dan mengalir ke ginjal. Dari sana, zat ini kemudian keluar dari tubuh melalui urine. Kadar asam urat yang tinggi dalam darah disebut hiperurisemia.

Memiliki penyakit ginjal (ginjal) diabetes dapat meningkatkan risiko penyakit asam urat dan tofi karena ginjal yang tidak berfungsi dengan baik bisa menurunkan kemampuan tubuh mengeluarkan asam urat.

Pemeriksaan X-ray pada sendi yang terkena sering dapat menunjukkan erosi tulang, kalsifikasi dari tophi, dan kerusakan sendi lengkap.

Tofi yang tidak diobati dapat berkembang menjadi infeksi, ulserasi kulit (luka terbuka) hingga atau kompresi pada saraf, yang pada gilirannya bisa menyebabkan neuropati (kesemutan dan mati rasa).

Baca juga: 8 Makanan yang Baik Dikonsumsi Penderita Asam Urat

6. Lupus

Lupus adalah penyakit autoimun yang menyebabkan rasa sakit dan peradangan di seluruh tubuh, paling sering menyerang kulit, persendian, dan organ dalam.

Bentuk lupus yang paling umum adalah systemic lupus erythematosus (SLE) atau lupus eritematosus sistemik.
Jenis lupus ini dapat menghasilkan berbagai macam gejala, seperti:

  • Kelelahan ekstrim
  • Sakit kepala
  • Demam rendah
  • Nyeri dan pembengkakan pada persendian
  • Ruam berbentuk kupu-kupu di pipi dan hidung

Mirip dengan RA, lupus bisa memengaruhi banyak sendi secara simetris, di kedua sisi tubuh sekaligus.

Tapi, gejala lupus pada bagian persendian biasanya kurang parah dibandingkan RA. 

Baca juga: 9 Gejala Awal Penyakit Lupus pada Anak

Cara mendiagnosis penyebab nyeri dan pembengkakan tiba-tiba di sendi jari

Jika Anda telah mencederai satu atau lebih sendi jari Anda, Anda mungkin ingin menemui dokter umum atau dokter spesialis ortopedi.

Dokter akan memeriksa jari Anda untuk menilai tingkat cedera.

Anda mungkin akan diberi penyangga atau belat untuk membantu menstabilkan sendi jari Anda yang cedera sampai cukup sembuh.

Jika ada cedera parah, seperti tendon atau ligamen yang terputus atau pecah atau patah tulang (fraktur), pembedahan mungkin diperlukan untuk memperbaiki cedera

Jika Anda tidak mencederai jari Anda dan mengalami rasa sakit dan bengkak, Anda mungkin memiliki kondisi sistemik yang menyebabkan peradangan sendi.

Jika ini masalahnya, akan lebih baik untuk menemui dokter spesialis rheumatologist yang berspesialisasi dalam penyakit sendi dan kondisi muskuloskeletal, seperti radang sendi.

Seorang dokter rheumatologist akan mendiskusikan gejala Anda, memeriksa jari-jari Anda, dan mungkin mengirim Anda untuk tes tambahan untuk membuat diagnosis.

Pemeriksaan darah adalah cara paling umum untuk menentukan apakah ada kondisi sistemik seperti RA, PsA, asam urat, atau lupus.

Baca juga: Kisah Ramneya, Gadis 12 Tahun yang Tak Gentar Lawan Keterbatasan akibat Lupus

Darah Anda akan diuji untuk mengetahui peningkatan kadar penanda inflamasi.

Pemeriksaan X-ray pada sendi jari Anda yang terkena juga bisa dilakukan untuk memeriksa sejauh mana pembengkakan dan kerusakan sendi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com