Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/09/2021, 12:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Jadi, Michael menilai, seharusnya dari awal ada niat dari pemerintah untuk memberikan dasar pendidikan kepada para atlet tentang bagaimana menjaga kesehatan yang baik.

“Tentunya kesehatan memang berasal dari usaha dari masing-masing atlet. Cuma di balik itu saya melihatnya, untuk menjadi atlet, jalannya di Indonesia tidak semuanya memiliki dasar pendidikan yang cukup,” tutur dia.

Baca juga: Cedera Olahraga, Pentingnya “Sedia Payung Sebelum Hujan” Bagi Atlet

Terkait pendidikan dasar ini, Michael berharap pemerintah setidaknya benar-benar dapat memberikan kesempatan kepada para atlet untuk menuntaskan pendidikannya di bangku sekolah.

"Ada atlet menang-menang terus, gas, tidak dipikirkan sekolahnya. Muncul anggapan enggak usah sekolah enggak apa-apa kok. Kadang kadang sekolah pun, sekadar formalitas untuk bisa mendapatkan ijzah, mendapatkan pekerjan menjadi PNS setelah berhenti (jadi atlet)," jelas dia.

Nah, Michael mempertanyakan, jika dasar pendidikan para atlet kurang, lantas dari mana mereka tahu cara menjaga kesehatannya.

"Kalau dia tidak tahu cara menjaga kesehatannya, ya amburadul. Dia bisa minum-minuman (beralkohol), merokok, begadang, dugem, dan lain sebagaimnya," jelas dia.

Sistem harus mendukung atlet

Selain pemenuhan akan pendidikan dasar, menurut Michael, para atlet di Indonesia butuh sistem organisasi yang sehat.

Dia ingin jangan sampai ada pengurus atau pelatih yang menuntut secara berlebihan kepada para atlet agar selalu berprestasi. Hal itu misalnya bisa membuat para atlet takut mengatakan jika dirinya sedang cedera hingga dicoret dari skuat.

Padahal jika cendera atlet ini tidak segera ditangani, bisa semakin parah dan semakin sulit diobati pula hingga berisiko mengancam masa depan mereka.

Baca juga: Cedera Saat Olahraga Sebaiknya Jangan Langsung Dipijat, Ini Penjelasan Dokter

"Ini bagian dari sistem. Jeleknya pelatih atau pengurus, ingin atletnya super, menang terus. enggak boleh kalah. Kalah dimaki, menang dipuji. Jadi enggak ada pilihan lain, atlet harus siap bertanding," jelas dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com