KOMPAS.com – Beberapa pasangan suami istri baru mungkin belum tahu mengapa usia kehamilan bisa lebih tua daripada usia pernikahan mereka.
Ketika hal ini terjadi, mereka pun dapat mengalami selisih paham.
Di mana, sang suami bisa menuduh sang istri hamil sebelum menikah atau mereka berdua bisa sama-sama panik bilamana suatu ketika disangka melakukan hubungan badan sebelum menikah.
Baca juga: 11 Tanda Awal Kehamilan yang Sering Tak Disadari, Termasuk Jerawat?
Kasus tersebut biasanya terjadi pada pengantin baru setelah mengunjungi dokter.
Misalnya, ketika bertemu dokter, mereka diberi tahu bahwa usia kehamilan sang istri sudah mencapai 6 pekan atau 7 pekan. Padahal pernikahan mereka baru digelar 3 pekan atau 4 pekan lalu.
Dalam kasus ini, pasangan suami istri sebenarnya tidak perlu kaget ketika dokter menyatakan usia kehamilan istri lebih tua dari usia pernikahan.
Hal itu dikarenakan, acuan yang sering digunakan dokter untuk menghitung usia kehamilan bukan berdasarkan hari ketika ovulasi, melainkan berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT).
Usia kehamilan ini sering disebut juga sebagai gestational age.
Dalam Buku Panduan Super Lengkap Hamil Sehat (2019) bikinan dr. Suwignyo Siswosuharjo, Sp.OG., M.Kes., dan Fitria Chakrawati, S.Sos., MM., dijelaskan bahwa secara biologis, umur kehamilan ibu sebenarnya adalah sejak terjadinya ovulasi sampai hari ini (hari dilakukannya perhitungan kehamilan).
Jadi perlu dipahami bahwa hari ovulasi bukan hari yang sama dengan HPHT.
Ovulasi adalah ketika telur dari indung telur (ovum) “dilempar” masuk ke dalam tuba falopi atau saluran telur.
Baca juga: Nikah 2 Minggu Kok Hamil 1 Bulan? Ini Cara Benar Hitung Usia Kehamilan
Apabila di saat itu sperma masuk saat melakukan coitus atau hubungan badan, sel telur akan dibuahi untuk berkembang menjadi kehamilan.
Hari ovulasi pada wanita terjadi pada pertengahan haid saat ini dengan haid yang akan datang dengan syarat siklus haidnya teratur setiap 28 hari.
Jika siklus haid seorang wanita berjalan tidak teratur, hari ovulasinya bisa dihitung dengan 14 hari dari haid yang akan datang.
Lantas, mengapa usia kehamilan atau waktu dimulainya perhitungan kehamilan tidak memakai waktu ovulasi tapi HPHT?
Itu karena karena banyaknya variasi siklus menstruasi setiap wanita, begitu juga dengan hari tepatnya wanita tersebut ovulasi.
Di dalam buku tersebut disampaikan, bahwa dokter, bidan, dan tenaga medis lainnya akan kesulitan menanyakan dan menyimpulkan kepastian waktu ovulasi.
Baca juga: Apakah Sperma Sering Tumpah Bisa Jadi Penyebab Sulit Hamil?
Di mana, untuk mengetahui hal itu, dokter dirasa kurang pas jika harus menyampaikan pertanyaan yang terlalu privat atau mungkin sulit dijawab oleh pasien, seperti “kapan ibu berhubungan dengan suami yang menyebabkan haid berikutnya tidak datang?”.
Maka dari itu, untuk memudahkan perhitungan, yang digunakan sebagai patokan dalam menghitung usia kehamilan adalah HPHT.
Dengan HPHT usia kehamilan dapat diketahui dalam hitungan minggu.
HPHT juga sangat berkaitan dengan hari perkiraan hamil (HPL).
Dari HPHT, dokter bisa menghitung akan perkiraan bayi akan lahir.
Ketika HPL sudah ditentukan, tanggal kelahiran bayi berada di rentang waktu antara dua pekan sebelum dan dua pekan setelah tanggal HPL tersebut.
Menghitung usia kehamilan dari HPHT menjadi standar bagi banyak dokter kandungan.
Dilansir dalam Buku 100+ Hal Penting yang Wajib Diketahui Bumil: Tanya Jawab Seputar Kehamilan dan Persalinan (2014)) karya dr. Dian Indah Purnama, Sp.OG (Kepala Unit Klinik Fertiitas Morula, rata-rata kehamilan jika dihitung dari HPHT adalah sekitar 40 minggu atau 280 hari.
Baca juga: 9 Cara Meningkatkan Jumlah Sperma untuk Mendukung Kehamilan
Penentuan taksisran persalinan (alias mencapai 40 minggu) bisa dihitung menggunakan rumus Naegele, yaitu tanggal hari pertama haid terakhir +7, dan bulannya -3 (atau +9 jika bulan HPHT di bulan Januari-Maret).
Sebagai contoh, jika HPHT tanggal 3 Februari 2014, maka taksiran persalinan pada tanggal (3+7), bulan (2+9), atau tanggal 10 November 2014.
Sementara itu, jika jika HPHT tanggal 5 Mei 2013, maka taksiran persalinan pada tanggal (5+7), bulan (5-3), atau tanggal 12 Februari 2014.
Sebagai catatan rumus Naegele ini paling tepat jika digunakan oleh wanita yang memiliki siklus haid teratur 28 hari.
Sementara bagi wanita yang cenderung memiliki siklus menstruasi tidak teratur, dianjurkan untuk dapat mengunjungi dokter.
Dokter kandungan akan melakukan pemeriksaan fisik USG untuk menentukan usia kehamilan dengan lebih akurat.
Baca juga: Berapa Lama Telat Haid yang Normal?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.