Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Gizi: Harus Bijak Konsumsi Susu Kental Manis

Kompas.com - 26/09/2021, 18:01 WIB
Annisyah Dewi N,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

Begitu juga dengan es doger. Tambahan susu kental manis hanya akan meningkatkan kadar gula dalam minuman tersebut.

Baca juga: 3 Bahaya Konsumsi Susu Kental Manis Berlebihan untuk Kesehatan

"Es doger sebetulnya cukup sehat karena ada alpukat, lalu agar-agar yang cukup sehat. Jadi menurut saya bagiaman ya. Itu (susu kental manis) tidak dibutuhkan. Ada ya itu asesori, barangkali untuk orang dewasa yang sesekali ingin rekreasi. Itu disebut makanan rekreatif," jelas dia dalam video.

Sayangnya, Tan menilai, banyak orang Indonesia tidak memahami dengan baik posisi makanan rekreatif.

Tan memberikan contoh penggunaan mi instan sebagai makanan rekreatif lainnya.

Menurut dia, konsumsi mi instan yang dijadikan sebagai makanan untuk sarapan secara rutin bisa menimbulkan masalah besar.

Hal ini disebabkan mi instan merupakan makanan ultra proses, yaitu makanan yang diproses di pabrik dalam jumlah besar dan menjadi produk industri.

Selain itu, makanan ultra proses juga diolah dengan berbagai cara dan ditambahkan bahan-bahan yang pada umumnya tidak dijumpai di dapur rumah, misalnya kasein dan laktosa.

Maka dari itu, makanan-makanan ultra proses, serta kudapan yang dilengkapi SKM harus diperhatikan jumlah konsumsinya agar asupan gizi harian tetap terpenuhi.

Konsumsi gula dan makanan ultra proses yang berlebihan dapat memicu masalah kesehatan di masa depan, seperti:

Baca juga: 5 Cara Mencegah Stunting pada Anak

“Jadilah sensitif karena badan Anda diciptakan Tuhan untuk memberikan warning sebelum segala sesuatunya menjadi lebih parah. Yang repot adalah kalau warning system-nya nggak berjalan,” pungkasnya.

Penjelasan BPOM soal konsumsi susu kental manis

Dilansir dari laman resminya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan bahwa sekalipun termasuk sebagai produk susu, SKM tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya sumber gizi.

BPOM juga menekankan SKM tidak boleh digunakan untuk menggantikan air susu ibu (ASI) dan tidak cocok untuk dikonsumsi oleh bayi sampai usia 12 bulan.

"Masyarakat diminta bijak dalam mengonsumsi SKM dengan memperhatikan kandungan gizi, termasuk kandungan gula pada label informasi nilai gizi," tulis BPOM dalam laman resminya, pom.go.id, Kamis (23/9/2021).

Selain itu, SKM tidak dianjurkan untuk dikonsumsi sebagai hidangan tunggal berupa minuman susu.

Baca juga: 6 Bahaya Obesitas pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Tapi, BPOM menyatakan, susu kental masih dapat digunakan sebagai topping, pelengkap, atau campuran pada makanan atau minuman, seperti roti, martabak, kopi, dan teh.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau