Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/09/2021, 19:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mata berair adalah hal biasa dan sering sembuh dengan sendirinya, kondisi ini merupakan komponen sistem kekebalan yang melindungi dari infeksi.

Kelenjar di bawah kulit kelopak mata atas menghasilkan air mata. Saat berkedip, air mata menyebar dan menjaga mata tetap lembap.

Kelenjar lain menghasilkan minyak yang mencegah air mata menguap terlalu cepat atau keluar dari mata.

Baca juga: 13 Penyebab Mata Berair dan Cara Mengobatinya

Air mata biasanya dikeluarkan melalui saluran air mata dan kemudian menguap.

Ketika menghasilkan terlalu banyak air mata, air akan membanjiri saluran air mata dan membuat mata berair.

Penyebab

Mata berair wajar ketika seseorang sedang emosional, tertawa, batuk, muntah, mengalami sensasi rasa yang kuat, atau menguap.

Salah satu penyebab lain paling umum untuk mata berair adalah sindrom mata kering.

Mata yang sangat kering dapat menyebabkan produksi air mata berlebihan. 

Adapun penyebab umum lainnya adalah:

  • Kondisi cuaca seperti cuaca berdebu, angin, dingin, dan sinar matahari
  • Ketegangan mata
  • Faktor lingkungan seperti cahaya terang dan kabut asap
  • Pilek, masalah sinus, dan alergi
  • Radang kelopak mata (blepharitis)
  • Kelopak mata menghadap ke luar (ectropion) atau ke dalam (entropion)
  • Bulu mata tumbuh ke dalam (trichiasis)
  • Mata merah (konjungtivitis) atau infeksi lainnya
  • Saluran air mata tersumbat
  • Benda asing, bahan kimia, atau gas dan cairan yang mengiritasi di mata
  • Cedera, seperti luka atau goresan pada mata
  • Beberapa resep obat
  • Perawatan kanker, termasuk kemoterapi dan radiasi

Baca juga: 8 Cara Cegah Mata Kering Akibat Penggunaan Gadget

Gejala

Selain mata yang terasa basah, gejala yang dapat dikaitkan dengan mata berair meliputi:

  • Sakit mata
  • Radang mata atau infeksi mata
  • Pilek
  • Gangguan penglihatan
  • Alergi
  • Bersin
  • Mata bengka
  • Mata merah

Diagnosis

Untuk melakukan diagnosis, dokter akan memeriksa riwayat kesehatan dan gejala pasien. Dokter juga akan melihat mata lebih dekat.

Dalam beberapa kasus, dokter dapat mengambil sampel kecil cairan atau bahan lain dari mata untuk menguji bakteri.

Penyebab mata berair akan menentukan pengobatan terbaik.

Segera hubungi dokter jika mengalami robekan yang berlebihan atau berkepanjangan dan salah satu dari gejala berikut:

  • Kehilangan penglihatan atau gangguan penglihatan
  • Mata terluka atau tergores
  • Bahan kimia di mata
  • Keluarnya cairan atau pendarahan dari mata
  • Benda asing tersangkut di mata Anda di bagian dalam kelopak mata Anda
  • Mata merah, iritasi, bengkak, atau nyeri
  • Memar yang tidak dapat dijelaskan di sekitar mata
  • Nyeri di sekitar hidung atau sinus
  • Masalah mata disertai sakit kepala parah
  • Mata berair yang gagal membaik dengan sendirinya

Baca juga: 15 Penyebab Mata Kering dan Cara Mengatasinya

Perawatan

Perawatan tidak diperlukan jika mata berair tidak menyebabkan masalah dan biasanya dapat hilang dengan sendirinya.

Jika perawatan diperlukan, maka hal tersebut dilakukan didasari pada penyebabnya, seperti:

Obat untuk mata berair meliputi:

  • Resep obat tetes mata
  • Mengobati alergi yang membuat mata berair
  • Antibiotik jika memiliki infeksi mata
  • Kompres handuk hangat dan basah di mata beberapa kali sehari untuk membantu saluran air mata yang tersumbat
  • Prosedur pembedahan untuk membersihkan saluran air mata yang tersumbat
  • Operasi untuk memperbaiki atau membuat sistem drainase air mata baru (dacryocystorhinostomy)

Pencegahan

Berikut adalah beberapa cara untuk menangkal mata berair:

  • Rajin cuci tangan
  • Hindari menyentuh mata
  • Bersihkan riasan
  • Berhati-hati dengan lensa kontak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau