Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas! Rokok dan Minuman Keras Bisa Tingkatkan Risiko Osteoporosis

Kompas.com - 03/10/2021, 07:00 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

KOMPAS.com - Penelitian menjelaskan alasan rokok dan alkohol dapat meningkatkan risiko penyakit tulang osteoporisis.

Melansir dari Medical News Todaymekanisme tersebut memacu jenis sel dalam sistem kekebalan untuk berubah menjadi osteoklas, yaitu jenis sel yang menyerap, atau melarutkan, tulang.

Tampaknya mitokondria, selubung kecil yang menghasilkan energi dalam sel, mengirimkan sinyal yang memicu proses ini ketika sedang stres.

Ketika ini terjadi di mitokondria makrofag, sel-sel berubah menjadi osteoklas.

Makrofag adalah sel imun produktif yang membuang limbah sel dan benda asing dengan menelan dan mencernanya.

Baca juga: 3 Gejala Awal Osteoporosis yang Perlu Diwaspadai

Para peneliti yang berasal dari University of Pennsylvania (Penn) di Philadelphia dan Icahn School of Medicine di Mount Sinai di kota New York tersebut menemukan bahwa ketika fungsi mitokondria terpengaruh, itu tidak hanya mempengaruhi produksi energi, tetapi juga memicu jenis sinyal stres yang menginduksi produksi osteoklas yang berlebihan.

Beberapa faktor lingkungan, seperti merokok, minum alkohol, dan obat-obatan tertentu, yang dapat mengganggu fungsi mitokondria, juga dapat meningkatkan risiko dari osteoporosis.

Para peneliti menyarankan bahwa jalur sinyal stres yang mereka temukan bisa menjadi alasannya.

Mereka mendemonstrasikan temuan mereka pada makrofag yang dikultur di laboratorium dan tikus dengan mitokondria yang disfungsional.

Pembentukan dan resorpsi tulang

Osteoporosis adalah penyakit yang menyebabkan tulang menjadi kurang padat dan lebih keropos dan rapuh.

Penyakit ini secara signifikan meningkatkan risiko patah tulang.

Seiring bertambahnya usia, risiko terkena osteoporosis meningkat karena keseimbangan antara pembentukan tulang dan resorpsi tulang bergeser seiring bertambahnya usia.

Pada saat kebanyakan orang mencapai usia 30-an, kepadatan tulang mereka telah mencapai puncaknya.

Setelah itu, kepadatan tulang menurun karena keseimbangan secara bertahap mendukung resorpsi dari generasi ke generasi.

Menurut International Osteoporosis Foundation (IOF), 1 dari 3 wanita dan 1 dari 5 pria di atas usia 50 tahun akan mengalami patah tulang akibat osteoporosis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com