KOMPAS.com – Mengetahui apa yang terjadi jika tubuh kekurangan magnesium penting dilakukan untuk mencegah persoalan gizi ini berkembang menjadi semakin parah dan membahayakan tubuh.
Seperti diketahui, magnesium termasuk jenis mineral penting yang perlu diasup secara rutin.
Dilansir dari MedlinePlus, magnesium adalah zat gizi yang dibutuhkan untuk lebih dari 300 reaksi biokimia dalam tubuh.
Baca juga: 8 Gejala Hipokalemia (Kekurangan Kalium) yang Perlu Diwaspadai
Beberapa manfaat magnesium bagi tubuh di antaranya yaitu:
Oleh sebab itu, kebutuhan magnesium harian penting dipenuhi atau kondisi kekurangan magnesium sebaiknya dapat dihindari.
Defisiensi magnesium dapat menimbulkan beberapa gejala tidak menyenangkan.
Berikut adalah apa yang bisa terjadi jika tubuh kekurangan magnesium:
1. Osteoporosis
Osteoporosis adalah kelainan yang ditandai dengan tulang yang lemah dan peningkatan risiko patah tulang.
Baca juga: 10 Makanan yang Mengandung Vitamin D Tinggi
Banyak faktor yang dapat memengaruhi risiko terjadinya osteoporosis.
Ini termasuk:
Menariknya, kekurangan magnesium dilaporkan bisa juga menjadi faktor risiko terjadinya osteoporosis.
Melansir Health Line, kekurangan magnesium bukan hanya dapat melemahkan tulang secara langsung, tetapi juga bisa menurunkan kadar kalsium dalam darah sebagai nutrisi penyusun utama tulang.
2. Kedutan dan kram otot
Munculnya kedutan, tremor, dan kram otot adalah tanda-tanda kekurangan magnesium yang umum terjadi.
Baca juga: 9 Makanan yang Mengandung Kalsium Tinggi
Dalam skenario kasus terburuk, defisiensi magnesium bahkan dapat menyebabkan kejang-kejang pada seseorang.
Hal ini bisa terjadi akibat banyaknya kadar kalsium yang masuk ke dalam sel saraf sehingga merangsang saraf otot secara berlebihan.
Namun, ingatlah bahwa kedutan otot yang tidak disengaja dapat disebabkan oleh banyak hal lainnya. Misalnya, stres atau terlalu banyak mengonsumsi kafein juga dapat menjadi penyebabnya.
Kedutan mungkin juga merupakan efek samping dari konsumsi beberapa obat atau gejala penyakit neurologis, seperti neuromyotonia, atau penyakit neuron motorik.