Saat tubuh mencerna makanan, otot sfingter yang terdapat di bagian atas dan bawah kerongkongan akan menyusut atau menutup untuk mencegah isi lambung naik ke kerongkongan.
Ketika seseorang mengalami refluks asam lambung, mekanisme ini berarti tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Sfingter esfofagus mungkin tidak menutup dengan benar.
Ini dapat menyebabkan GERD dan LPR.
Baca juga: 9 Penyebab Heartburn di Malam Hari yang Perlu Diwaspadai
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pada GERD, beberapa isi lambung naik ke kerongkongan, menyebabkan sensasi terbakar yang terkait dengan kondisi tersebut.
Sementara pada LPR, isi lambung bergerak sampai ke bagian belakang tenggorokan, menyebabkan batuk dan sakit tenggorokan.
3. Beda faktor risiko LPR dan GERD
Dilansir dari Cleveland Clinic, siapa pun pada dasarnya dapat mengembangkan LPR atau GERD.
Keduanya adalah kondisi umum yang dapat memengaruhi orang sehat.
Namun, ada beberapa faktor risiko yang diketahui.
Kondisi tersebut memiliki banyak faktor risiko yang serupa.
Ini termasuk:
GERD juga dapat disebabkan oleh beberapa obat.
Baca juga: 5 Penyebab Heartburn dan Mual Sering Terjadi yang Perlu Diwaspadai
4. Beda cara mendiagnosis LPR dan GERD
Merangkum Health Line, dokter umum seringkali bisa mendiagnosis pasien dengan LPR atau GERD.
Dokter biasanya akan memulai diagnosis dengan melempar pertanyaan kepada pasien tentang gejala yang dialami, pengobatan rumahan apa pun yang telah dicoba, dan kapan gejala paling sering terjadi.
Dokter juga akan meninjau riwayat kesehatan dan obat-obatan untuk memastikan gejala pasien tidak disebabkan oleh hal lain.
Pasien biasanya tidak memerlukan tes untuk mendiagnosis LPR dan GERD.
Tetapi, dokter mungkin memerintahkannya dalam beberapa kasus.