Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Work Life Balance, Ini 3 Cara Seimbangkan Kehidupan Pribadi dan Pekerjaan

Kompas.com - 31/10/2021, 08:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - "Kerja,kerja,kerja, tipes". Menjadi bahan candaan yang sering kita temui di media sosial.

Nampaknya, candaan tersebut bukan sekada omong kosong belaka. Sebab, kerja berlebihan memang bisa berdampak buruk pada kesehatan.

Riset yang dilakukan oleh WHO dan ILO (organisasi Buruh Internasional) menemukan bahwa kerja lebih dari 55 jam seminggu bisa berdampak buruk pada kesehatan.

Karena itu, kehidupan pribadi dan kehidupan kerja harus berjalan seimbang. Kita tidak boleh mengesampingkan kehidupan pribadi hanya demi pekerjaan yang nantinya bisa merampas kesehatan kita.

Hal ini sering disebut dengan work life balance.

Baca juga: Pinguecula

Tanda Kerja Berlebihan

Psikolog Cleveland Clinic Adam Borland Mengatakan bahwa banyak riset membuktikan bahwa bekerja lebih dari 55 jam seminggu bisa meningkatkan risiko penyakit arteri koroner, suatu kondisi nyeri dada berulang atau ketidaknyamanan dan stroke.

Kerja berlebihan bisa memicu burnout. Burnout merupakan kondisi stres parah yang menyebabkan kelelahan fisik, mental, dan emosional yang parah.

Burnout bukan sekadar kelelahan biasanya karena kondisi ini bisa menyebabkan penderitanya sulit mengatasi stres dan beraktivitas.

Penderita burnout seringkali merasa tak punya energi untuk kembali beraktivitas, bahkan sekadar bangun dari tempat tidur.
Mereka juga cenderung memiliki merasa putus asa dan berisiko tinggi mengalami penyakit jantung, diabetes, dan depresi. Berikut ciri-ciri orang yang bekerja berlebihan:

  • tidak merawat diri sendiri
  • pekerjaan terasa tka bermakna
  • tidak fokus pada kesehatan mental
  • teur kahwatir mengenai kinerja
  • sulit menentukan batasan antara kehidupan pribadi dan kantor
  • kesepian.

Tips menyeimbangkan kehidupan pribadi dan pekerjaan

Perlu keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan agar kita tidak mengalami semua risiko tersebut. Berikut tips menyeimbangkan kehidupan pribadi dan pekerjaan:

1. Tetapkan batas

Buat batasan kapan saatnya Anda mengerjakan tugas kantor kapan saatnya melakukan hal untuk kepentingan pribadi.

Misalnya, Anda bisa menetapkan jam kerja dari pukul sembilan pagi hingga empat sore. Setelah jam empat sore, fokuslah pada kehidupan pribadi Anda.

2. Tetapkan rutinitas

Rencanakan sesuatu setelah bekerja seperti kelas olahraga, membaca buku, atau melakukan yoga.

Hal ini sangat diperlukan agar Anda juga bisa menetapkan antara batasan kehidupan pribadi dan pekerjaan Anda.

Baca juga: Sering Tak Disadari, Inilah 9 Tanda Awal Diabetes Tipe 2

3. Letapkan tujuan kerja

Sering kali, menemukan kembali tujuan Anda dapat membantu menghindari burn out dan menjauhkan stres.

Jadi, cobalah untuk mencari makna di setiap hal yang Anda lakukan. Sekali waktu, luangkan waktu untuk menentukan apa tujuan Anda melakoni pekerjaan tersebut.

Jika Anda merasa peran atau karir yang Anda sedang lakukan adalah hal yang salah, cobalah rancang rencana lain yang spesifik.

Cari pekerjaan atau karir apa yang cocok sehingga Anda merasa bersemangat dalam melakukannya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Dokter: Obat Pengapuran Lutut Hanya Mengurangi Gejala, Tak Hentikan Kerusakan Sendi
Health
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Gastroenteritis Akut yang Dialami Kylian Mbappe Apa Gejalanya?
Health
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Dokter: Operasi Pengapuran Lutut Jadi Jalan Terakhir saat Nyeri Tak Tertahankan
Health
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Banyak Makan dan Pakai Hak Tinggi Bisa Percepat Pengapuran Lutut, Ini Kata Dokter
Health
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Dokter: Waspadai Nyeri dan Bunyi di Lutut, Bisa Jadi Gejala Pengapuran Sendi
Health
Kylian Mbappe Sakit Gastroenteritis, Apakah Itu Berbahaya?
Kylian Mbappe Sakit Gastroenteritis, Apakah Itu Berbahaya?
Health
Dokter Ungkap Penyebab Pengapuran Sendi Lutut: Penuaan, Cedera, dan Gaya Hidup Buruk
Dokter Ungkap Penyebab Pengapuran Sendi Lutut: Penuaan, Cedera, dan Gaya Hidup Buruk
Health
Pengapuran Lutut Tidak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Dikendalikan Sebelum Memburuk
Pengapuran Lutut Tidak Bisa Disembuhkan, Tapi Bisa Dikendalikan Sebelum Memburuk
Health
Jangan Tunggu Harus Operasi, Ini Cara Mengobati Pengapuran Lutut Sejak Dini
Jangan Tunggu Harus Operasi, Ini Cara Mengobati Pengapuran Lutut Sejak Dini
Health
Kylian Mbappe Sakit Dilarikan ke RS karena Gangguan Lambung Gastroenteritis, Penyakit Apa Itu?
Kylian Mbappe Sakit Dilarikan ke RS karena Gangguan Lambung Gastroenteritis, Penyakit Apa Itu?
Health
Kylian Mbappe Sakit Gangguan Lambung Dilarikan ke RS Amerika Serikat
Kylian Mbappe Sakit Gangguan Lambung Dilarikan ke RS Amerika Serikat
Health
8 Kasus Virus Hanta per 19 Juni di Indonesia, Semuanya Sudah Sembuh
8 Kasus Virus Hanta per 19 Juni di Indonesia, Semuanya Sudah Sembuh
Health
Sering Lemas dan Pucat? Kenali 6 Gejala Anemia Ini Sejak Dini
Sering Lemas dan Pucat? Kenali 6 Gejala Anemia Ini Sejak Dini
Health
Olahraga Rutin Sejak Muda Bantu Tekan Risiko Hipertensi di Usia Paruh Baya
Olahraga Rutin Sejak Muda Bantu Tekan Risiko Hipertensi di Usia Paruh Baya
Health
Pria Bandung Barat Positif Penyakit Virus Hanta, Kenali Ini Gejalanya…
Pria Bandung Barat Positif Penyakit Virus Hanta, Kenali Ini Gejalanya…
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau