KOMPAS.com - Fibrosis kistik atau cystic fibrosis adalah penyakit bawaan yang menyebabkan infeksi parah dan memicu gangguan pernapasan sampai pencernaan.
Menurut Cystic Fibrosis Foundation, masalah kesehatan ini terkait dengan gangguan genetik.
Mutasi genetik membuat cystic fibrosis transmembrane-conductance regulator (CFTR) tidak berfungsi.
Baca juga: 8 Gejala Fibrosis Paru yang Perlu Diwaspadai
Akibatnya, tubuh tidak mampu memindahkan zat garam seperti klorida ke permukaan sel.
Tanpa klorida yang berfungsi menarik air ke permukaan sel, lendir dan cairan di berbagai organ tubuh menjadi lengket
Di paru-paru, lendir ini bisa menyumbat saluran udara dan rawan menjadi tempat bersarangnya virus dan bakteri.
Imbasnya, pengidap cystic fibrosis jadi rawan terkena infeksi, peradangan, gagal napas, dan komplikasi pernapasan lainnya.
Di pankreas, penumpukan lendir bisa mengganggu pelepasan enzim pencernaan yang berguna untuk menyerap makanan dan nutrisi penting lainnya.
Akibatnya, penderita cystic fibrosis rawan mengalami malnutrisi dan tumbuh kembangnya terhambat.
Apabila komplikasi ke lever, penumpukan lendir bisa menyumbat saluran empedu dan memicu penyakit liver. Pada pria, penyakit ini bisa memengaruhi kesuburan.
Namun, dengan kemajuan perawatan medis, lebih dari separuh penderita cystic fibrosis bisa memiliki kualitas hidup yang lebih baik.
Baca juga: 5 Penyebab Fibrosis Paru, Bisa dari Rokok sampai Penyakit
Melansir Mayo Clinic, gejala cystic fibrosis tergantung pada tingkat keparahan penyakitnya.
Ada penderita yang tidak bergejala sampai remaja, dan gejala penyakit baru muncul saat pengidap dewasa.
Beberapa tanda cystic fibrosis yang dirasakan pengidapnya, antara lain:
Penyakit cystic fibrosis dapat didiagnosis sejak si kecil lahir sebelum gejala penyakit berkembang.