KOMPAS.com - Banyak orang mengalami kram panggul sebagai bagian dari periode menstruasi mereka.
Namun, kram masih bisa terjadi setelah menopause dan terkadang bisa menjadi tanda dari kondisi yang mendasarinya, seperti fibroid rahim, endometriosis, sembelit, atau kanker ovarium atau rahim.
Melansir dari Medical News Today, menopause mengacu pada waktu dalam kehidupan seseorang ketika periode bulanan mereka berhenti.
Baca juga: 3 Cara Atasi Masalah Pencernaan Saat Menstruasi
Seseorang telah mencapai menopause ketika periode menstruasinya telah berhenti selama 12 bulan berturut-turut. Gejala lain bervariasi dari orang ke orang dan dapat meliputi:
Bulan-bulan menjelang menopause dikenal sebagai perimenopause.
Seseorang mungkin memperhatikan bahwa periode mereka mulai menjadi lebih ringan dan lebih jarang selama waktu ini.
Meskipun ini terjadi, sangat normal untuk mengalami kram seperti menstruasi sebelum terjadi pendarahan.
Banyak kondisi yang berbeda dapat menyebabkan kram panggul pascamenopause.
Jika seseorang telah mengalami menopause dan mengalami kram panggul, mereka mungkin juga mengalami gejala berikut:
Seseorang harus menemui dokter jika mereka mengalami pendarahan vagina setelah menopause atau sudah 12 bulan tanpa menstruasi.
Kondisi ini harus segera didiagnosis.
Sementara kram panggul yang terjadi setelah menopause mungkin tidak menjadi perhatian, kadang-kadang bisa menjadi gejala dari kondisi yang lebih parah yang mungkin memerlukan perawatan medis.
Berikut ini beberapa kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami kram pascamenopause.
Baca juga: Menstruasi Tidak Teratur
Uterine fibroid adalah pertumbuhan kecil yang dapat terjadi pada dinding rahim atau rahim.
Pertumbuhan ini biasanya jinak, yang berarti tidak bersifat kanker.
Meskipun fibroid rahim lebih mungkin berkembang sebelum seseorang mengalami menopause, masih mungkin bagi orang tua untuk memilikinya.
Fibroid biasanya berhenti tumbuh atau menyusut setelah seseorang mengalami menopause.
Namun, seseorang mungkin masih mengalami gejala fibroid rahim, seperti tekanan panggul atau kram, setelah menstruasi mereka berhenti.
Endometriosis adalah suatu kondisi ketika jaringan yang melapisi rahim mulai tumbuh di bagian lain dari tubuh, seperti di sekitar ovarium, saluran tuba, atau usus.
Endometriosis paling sering terjadi pada mereka yang berusia antara 30 hingga40 tahun, tetapi jarang, gejala masih bisa terjadi pascamenopause.
Gejala endometriosis mungkin termasuk:
Bagi sebagian orang, endometriosis dapat berdampak signifikan pada kehidupan mereka dan dapat menyebabkan perasaan depresi.
Selain itu, menjalani terapi hormon untuk gejala menopause dapat memperburuk rasa sakit endometriosis.
Konstipasi atau sembelit kronis juga merupakan penyebab umum dari tekanan dan nyeri panggul yang lebih rendah serta gangguan gastrointestinal.
Dokter mendefinisikan sembelit sebagai buang air besar kurang dari tiga kali seminggu.
Kotoran seseorang mungkin juga keras, kering, atau kental dan menyakitkan atau sulit untuk dikeluarkan.
Penyebab sembelit antara lain:
Siapa pun yang mengalami sembelit parah atau terus-menerus harus mengunjungi dokter.
Baca juga: 12 Tanda Awal Kehamilan, Tak Melulu Menstruasi Terlambat
Gastroenteritis adalah infeksi pada saluran pencernaan yang dapat menyebabkan kram perut dan panggul bersamaan dengan mual, muntah, dan diare.
Penyebab gastroenteritis meliputi:
Sementara banyak kasus gastroenteritis sembuh sendiri, kasus yang parah mungkin memerlukan pengobatan dan bahkan rawat inap.
Orang yang mengalami muntah dan diare terus-menerus dapat dengan cepat mengalami dehidrasi, yang dapat menyebabkan komplikasi parah, termasuk kematian.
Ovarium dan rahim kanker dapat menyebabkan kram perut atau panggul.
Orang yang lebih tua berada diresiko yang lebih tinggi mengembangkan kanker ini daripada orang yang lebih muda.
Gejala lain dari kanker ini dapat meliputi: