Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/11/2021, 18:05 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Sepintas, mata kering mungkin terdengar seperti masalah kesehatan biasa.

Tapi, tetap saja, jika tidak ditangani dengan tepat, mata kering bisa berkembang semakin parah dan bisa memengaruhi penglihatan.

Dilansir dari WebMD, mata kering adalah kondisi ketika kelenjar air mata tidak menghasilkan cukup air mata atau saat air mata menguap terlalu cepat.

Baca juga: 13 Makanan yang Mengandung Vitamin A Tinggi

Ketika air mata tidak melumasi mata dengan baik, berbagai gejala mata kering bisa terjadi.

Ini mungkin termasuk:

  • Kekeringan di mata
  • Rasa gatal di mata
  • Mata terasa perih
  • Sensasi panas atau terbakar di mata
  • Scratchiness atau iritasi, yakni merasa seperti ada sesuatu di mata padahal tidak demikian
  • Seperti ada pasir di mata
  • Kemerahan atau mata merah
  • Penglihatan kabur atau mata kabur
  • Ketidakmampuan untuk memakai lensa kontak
  • Masalah mengemudi di malam hari
  • Kesulitan membaca atau melihat layar gadget untuk waktu yang lama

Seperti diketahui, air mata merupakan agen pelindung utama untuk mata.

Air mata bukan hanya berfungsi membasahi mata.

Air mata di antaranya diperlukan juga untuk:

  • Menenangkan mata
  • Menyediakan oksigen dan nutrisi bagi kornea
  • Membantu melindungi terhadap infeksi mata dengan membuang mikroorganisme yang dapat menjajah di mata

Baca juga: 3 Cara Mudah Mengatasi Mata Merah

Kapan harus ke dokter karena mata kering?

Setidaknya ada tiga pertimbangan yang bisa digunakan untuk menentukan perlu tidaknya pergi ke dokter ketika memiliki mata kering.

Di mana, seseorang sangat dianjurkan untuk bisa merencanakan kunjungan ke dokter jika mengalami kondisi berikut:

  1. Gejala mata kering tidak kunjung hilang sampai mengganggu tugas sehari-hari 
  2. Tidak yakin apa yang menjadi penyebab mata kering
  3. Perawatan di rumah tidak membantu meringankan atau mengatasi gejala mata kering

Melansir Health Line, mata kering seringkali dapat ditangani dengan obat-obatan yang dijual bebas, seperti obat tetes mata (air mata buatan) atau salep mata khusus.

Tapi, di lain waktu, mata kering memang bisa jadi tidak merespons perawatan di rumah, sehingga perlu dikonsultasikan dengan dokter.

Baca juga: 13 Makanan yang Mengandung Vitamin A Tinggi

Dokter dapat membantu memastikan penyebab mata kering yang dikeluhkan dan memberikan saran pengobatan terbaik.

Mata kering stadium lanjut diketahui dapat merusak bagian depan mata.

Seiring waktu, kondisi itu juga dapat membawa ulkus (luka terbuka) di mata, nyeri di mata, atau bekas luka (jaringan parut) di permukaan mata. Semua hal ini dapat memengaruhi penglihatan.

Dalam kasus mata kering yang parah, bantuan pengobatan dari dokter spesialis mata mungkin akan diperlukan.

Penyebab mata kering

Merangkum Medical News Today, pada dasarnya, mata kering bisa menjadi efek samping dari obat yang diminum, gejala masalah kesehatan lain, atau masalah kronis yang sering dihadapi  karena lingkungan.

Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa menjadi penyebab mata kering:

  • Efek samping obat-obatan seperti antihistamin, antidepresan, diuretik, dan beta-blocker yang digunakan untuk mengobati hipertensi atau tekanan darah tinggi
  • Penggunaan komputer maupun gadget
  • Operasi laser

 

  • Pengaruh hormon karena hormon bisa merangsang produksi air mata
  • Kekurangan vitamin A
  • Paparan angin
  • Sindrom Sjögren
  • Kondisi autoimun lainnya, seperti artritis (radang sendi), lupus, dan diabetes
  • Kondisi blepharitis
  • Alergi
  • Dehidrasi ringan
  • Kelembaban rendah
  • Merokok
  • Penggunaan lensa kontak

Baca juga: 5 Bahaya Nikotin dalam Rokok Elektrik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau