Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/11/2021, 13:01 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue.

Seseorang dapat terkena DBD ketika digigit nyamuk Aedes aegypti betina yang terinfeksi virus dengue.

Lantas, apakah DBD menular? Untuk mengenal lebih dekat penyakit khas musim hujan ini, simak penjelasan berikut.

Baca juga: Perbedaan Gejala Demam Berdarah (DBD) dan Covid-19

Apakah demam berdarah (DBD) menular?

Melansir Better Health, penyakit DBD tidak dapat menular secara langsung dari satu penderita ke orang sekitarnya.

Penularan demam berdarah hanya bisa terjadi lewat perantara nyamuk Aedes aegypti betina yang terinfeksi virus dengue.

Ketika nyamuk tersebut menggigit penderita DBD, nyamuk dapat terinfeksi virus dengue dan menyebarkan penyakit demam berdarah ketika menggigit seseorang.

Nyamuk penyebab DBD biasanya beredar di musim penghujan, wilayah yang lembap, dan padat penduduk.

Begitu digigit nyamuk yang terinfeksi virus dengue, penderita akan merasakan gejala demam berdarah selang empat sampai sepuluh hari kemudian.

Baca juga: 5 Cara Mengatasi Demam Berdarah (DBD)

Gejala demam berdarah (DBD)

Gejala DBD terkadang mirip flu. Tapi, apabila tidak ditangani dengan tepat, penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi pendarahan parah, kerusakan organ, sampai kebocoran plasma yang berisiko fatal.

Dokter spesialis penyakit dalam dr. Nurhasan Agung Prabowo, Sp.PD., M.Kes. lewat laman resmi Rumah Sakit UNS menjelaskan, ada tujuh gejala DBD yang pantang disepelekan, antara lain:

  • Demam tinggi, mendadak, terus menerus, selama 2–7 hari
  • Muncul tanda perdarahan, seperti ruam berupa bintik-bintik merah di kulit, mimisan, gusi berdarah, muntah berdarah, atau buang air besar berdarah
  • Sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, atau nyeri di belakang mata
  • Gangguan pencernaan yang ditandai mual, muntah, sakit perut di ulu hati atau di bawah tulang iga
  • Terkadang disertai sakit tenggorokan, batuk, pilek
  • Pada kondisi syok, penderita merasa lemas, gelisah, dan kesadaran menurun
  • Demam tinggi pada bayi terkadang bisa menyebabkan kejang

Jika muncul beberapa gejala demam berdarah di atas, segera bawa penderita ke dokter.

Masalah kesehatan ini perlu penanganan medis yang tepat agar tidak berujung komplikasi seperti pendarahan hebat dan gangguan organ berat.

Baca juga: 3 Cara Penularan Demam Berdarah (DBD)

Cara mencegah demam berdarah

Berkaca dari penularan demam berdarah (DBD) yang membutuhkan perantara nyamuk, cara mencegah penyakit ini utamanya dengan menghindari gigitan nyamuk. Terutama di daerah yang sedang ada kasus DBD.

Melansir beberapa sumber, berikut beberapa cara mencegah DBD:

  • Gunakan kaus kaki, celana panjang, atasan lengan panjang, dan pakaian longgar agar tidak mudah digigit nyamuk
  • Nyalakan atau gunakan obat nyamuk, pilih jenis obat nyamuk yang aman untuk anak-anak
  • Pasang kelambu atau kasa nyamuk, terutama di tempat tidur atau tempat yang rawan nyamuk
  • Kuras bak mandi dan penampungan air seminggu sekali
  • Bersihkan segala wadah penampungan air, wadah ini bisa jadi celah genangan air dan bisa jadi tempat bersarangnya nyamuk penyebab DBD
  • Jangan menumpuk atau menggantung baju terlalu lama karena bisa jadi sarang nyamuk
  • Pengasapan atau fogging
  • Bersihkan tanaman hias di pekarangan rumah
  • Tanam tanaman anti-nyamuk di rumah, seperti serai, mint, atau tapak dara
  • Dapatkan vaksin DBD
  • Jaga daya tahan tubuh

Dengan mengenali penularan demam berdarah sampai cara mencegahnya, Anda bisa melindungi diri dan orang sekitar dari masalah kesehatan musiman ini.

Baca juga: 12 Gejala DBD (Demam Berdarah) pada Anak yang Pantang Disepelekan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau