Salah satu cara mencegah bahaya dehidrasi ini adalah dengan menjaga tubuh ibu hamil tetap terpenuhi kebutuhan cairannya.
Kementerian Kesehatan Indonesia menyarankan ibu hamil mengkonsumsi air sekitar 2,4 liter per hari.
Ibu hamil perlu terhidrasi dengan baik untuk cukup membuang semua kuman dan racun melalui saluran kemih.
Ibu hamil yang mengalami dehidrasi, bisa mengalami infeksi saluran kemih.
Jumlah cairan ketuban dalam rahim dipengaruhi langsung oleh seberapa banyak air yang diminum ibu hamil.
Jika cairan ketuban terlalu rendah, bayi tidak akan tumbuh dengan baik dan bahkan dapat mengalamai cacat lahir yang sebenarnya dapat dicegah.
Selama trimester kedua dan ketiga, ibu hamil yang mengalami dehidrasi dapat menyebabkan kontraksi dini dan bahkan kelahiran prematur.
Saat ibu hamil mengalami dehidrasi, volume darah meningkat.
Kemudian dapat meningkatkan jumlah hormon oksitosin dalam tubuh, yang memungkinkan terjadinya persalinan dini.
Oksitosin adalah hormon yang memainkan peran penting dalam fungsi reproduksi wanita, mulai dari aktivitas seksual hingga persalinan dan menyusui.
Baca juga: 7 Makanan yang Pantang Dikonsumsi Ibu Hamil
Mengutip NHS, diperkirakan perubahan hormon dalam 12 minggu pertama kehamilan mungkin merupakan salah satu penyebab mual dan muntah.
Namun, beberapa faktor yang meningkatkan risiko mual dan muntah yang parah selama kehamilan:
Baca juga: 9 Jenis Makanan Sehat yang Direkomendasikan untuk Ibu Hamil
Mengutip ACOG, mual dan muntah dapat menyebabkan kehilangan cairan.
Jika cairan tidak diganti, dapat menyebabkan dehidrasi.
Segera berkonsultasi pada dokter kandungan atau penyedia layanan kebidanan lainnya, jika terdapat tanda dan gejala dehidrasi berikut:
Baca juga: 7 Penyebab Kontraksi Palsu, Ibu Hamil Perlu Tahu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.