KOMPAS.com - Ketika darah tidak dapat mengalir dengan baik ke otak, sel-sel otak mati dan menyebabkan stroke.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) melaporkan bahwa stroke lebih umum dan lebih cenderung berakibat fatal pada wanita, sedangkan pria cenderung mengalami stroke pada usia yang lebih muda.
Melansir dari Medical News Today, pada umumnya, ada gejala awal tertentu ketika pria mengalami stroke.
Sebuah studi yang terbit pada tahun 2009 berjudul "Acute Stroke Symptoms: Comparing Women and Men" menyelidiki bagaimana stroke bisa memengaruhi pria dan wanita.
Baca juga: Mengenal 3 Jenis Afasia yang Banyak Dialami Penderita Stroke
Mereka menemukan bahwa gejala yang paling umum pada pria adalah:
Wanita lebih mungkin untuk melaporkan gejala yang tidak biasa, seperti pusing, sakit kepala, dan perubahan status mental, seperti kebingungan.
Meski demikian, pria juga bisa menunjukkan gejala ini.
Namun, karena pria cenderung menunjukkan gejala yang lebih dikenal, pengamat dan petugas medis dapat mengenali stroke lebih cepat pada pria, sehingga pria cepat mendapat penanganan medis.
Stroke iskemik adalah jenis yang paling umum.
Kondisi ini melibatkan sepotong plak atau gumpalan darah yang menghalangi arteri di otak.
Selain itu, ada pula stroke hemoragik yang lebih jarang terjadi dan melibatkan pendarahan di otak.
Seseorang mungkin mengalami serangan iskemik transien (TIA), atau " stroke ringan ".
Ini mungkin menunjukkan gejala seperti stroke jangka pendek dan mereka dapat berfungsi sebagai tanda peringatan untuk stroke.
Selain itu, berikut ini beberapa gejala stroke yang bisa menjadi peringatan dini.
Baca juga: 8 Cara Mudah Terhindar dari Penyakit Stroke
Gejala lain dari stroke meliputi:
Seseorang yang mengalami stroke mungkin menunjukkan beberapa gejala atau hanya satu, seperti kelemahan satu sisi.
Stroke memotong aliran darah ke otak, merampas sel-sel otak dari oksigen dan nutrisi.
Jika seseorang tidak mendapatkan perhatian medis dengan cepat, mereka berisiko mengalami kerusakan otak permanen atau kematian.
Studi tahun 2015 berjudul "Sex Differences in Stroke Recovery" menunjukkan bahwa pria yang pernah mengalami stroke dapat meninggalkan rumah sakit dengan kecacatan yang lebih sedikit daripada wanita.
Setelah stroke, pria juga cenderung memiliki tingkat aktivitas harian yang lebih tinggi.
Ini mungkin karena pria cenderung lebih muda daripada wanita ketika mereka mengalami stroke.
Baca juga: Serangan Iskemik Transien (Stroke Ringan)
Akibatnya, tubuh mereka mungkin lebih mampu pulih.
Pemulihan setelah stroke tergantung pada banyak faktor, termasuk:
Beberapa orang pulih sepenuhnya dari stroke dan tidak mengalami efek yang bertahan lama. L
ainnya memerlukan terapi fisik jangka panjang dan obat-obatan, seperti: