KOMPAS.com - Serangan iskemik transien (TIA) adalah periode gejala sementara yang mirip dengan stroke. Kondisi ini juga sering dikenal dengan istilah stroke ringan.
Kondisi ini biasanya berlangsung beberapa menit dan tidak menyebabkan kerusakan permanen.
TIA juga seringkali disebut juga dengan stroke mini dan dianggap sebagai peringatan.
Sekitar 1 dari 3 orang dengan serangan iskemik transien pada akhirnya lebih rentan mengalami stroke.
Baca juga: Jangan Anggap Remeh, Stroke Ringan Bisa Merusak Otak
Setidaknya, dalam kurun waktu sekitar satu tahun setelah serangan iskemik transien terjadi.
Hanya berlangsung beberapa menit, gejala dan tanda akibat serangan iskemik transien dalam hilang dalam kurun waktu satu jam.
Dalam beberapa kasus jarang, gejala dapat bertahan hingga 24 jam.
Gejala yang muncul pada serangan ini dapat meliputi:
Saat serangan terjadi, pembuluh darah yang memasok otak dengan darah kayak oksigen menjadi tersumbat.
Penyumbatan ini biasanya diakibatkan oleh gumpalah darah yang terbentuk di tempat lain pada tubuh dan mengalir ke pembuluh darah yang menuju otak.
Namun, penyumbatan juga dapat disebabkan oleh potongan bahan lemak atau gelembung udara.
Hal-hal tertentu yang meningkatkan risiko seseorang mengalami TIA, yaitu:
Baca juga: Gejala Stroke Ringan itu Seperti Apa?
Orang berusia di atas 55 tahun dan merupakan keturunan Asia, Afrika, atau Karibia juga berisiko lebih tinggi mengalami TIA.
Jika mengalami gejala seperti stroke, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke rumah sakit agar dapat memastikan jika seseorang benar menderita serangan transien iskemik.
Dokter akan melakukan asesmen dan melakukan pemeriksaan fisik.
Tes lain yang mungkin dilakukan oleh dokter, yaitu:
Baca juga: Stroke Ringan Bisa Sembuh Total, Tapi Kenapa Tak Boleh Diabaikan?
Meskipun hanya berlangsung selama beberapa jam, dibutuhkan perawatan untuk mencegah serangan transien iskemik lain atau stroke penuh di masa mendatang.
Dokter mungkin akan memberi saran perihal perubahan gaya hidup dan meresepkan obat untuk mengobati penyebab TIA.
Dalam beberapa kasus, dibutuhkan operasi yang disebut endarterektomi karotis.
Prosedur tersebut melibatkan pembukaan arteri yang terhambat agar aliran darah ke otak kembali seperti semula.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya TIA berulang atau stroke penuh, yaitu:
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.