Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Hal yang Tak Boleh Diucapkan pada Seseorang dengan Gangguan Mental

Kompas.com - 05/01/2022, 06:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dan lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi.

Jumlah tersebut diperkirakan akan semakin meningkat mengingat tekanan kehidupan semakin besar di tambah kondisi pandemi yang tak kunjung usai.

Terlepas dari hal tersebut, banyak penderita gangguan kesehatan mental yang tak mendapat pengobatan layak dan seringkali mendapat siksaan emosional karena takut akan stigma orang lain.

Selain itu, apa yang kita ucapkan juga bisa membuat penderita gangguan kesehatan mental semakin terpuruk dan menyebabkan gejala yang mereka alami semakin parah.

Baca juga: Mengenal Arti Kesehatan Mental dan Cara Menjaganya

Meskipun gejala khas depresi, seperti kesedihan atau keputusasaan, mudah dikenali, ada gejala yang mungkin kurang terlihat.

Hal yang tak boleh dikatakan pada penderita gangguan mental

Apa yang kita ucapkan bisa saja merusak mental dan emosi seseorang. Karena itu, kita harus berhati-hati dengan apa yang keluar dari mulut kita.

Berikut 5 hal yang tak boleh Anda ucapkan pada penderita gangguan kesehatan mental:

1. "Jangan merasa paling menderita"

Ungkapan semacam itu mungkin Anda ucapkan tanpa bermaksud menyakiti hatinya. Namun, hal tersebut bisa memicu luka jika diucapkan pada orang dengan gangguan mentak.

Ucapan semacam itu juga terkesan meremehkan "siksaan" yang benar-benar dihadapi oleh seseorang dengan penyakit mental.

Daripada mengatakan hal tersebut, lebih baik peluk mereka dan tanyakan apa yang mereka butuhkan agar bisa merasa tenang.

Jika Anda tak mampu menolong mereka, cukup ada disampingnya dan menjadi pendengar yang baik untuk mereka.

2. "Jangan terlalu memikirkan hal-hal kecil, tenang!"

The Anxiety and Depression Association of America (ADA) menyebutkan bahwa 40 juta orang dewasa memiliki gangguan kecemasan.

Pada penderita kecemasan, rasa hal yang kita anggap sepele bisa jadi masalah besar buat mereka. Hal tersebut bukan karena mereka berlebihan tapi karena penyakit yang mereka derita.

Mengucapkan hal tersebut hanya membuat mereka semakin merasa tak diterima.

Sebaiknya, Anda tidak bertindak menghakimi. Yang perlu Anda lakukan adalah menunjukan rasa empati dengan tidak menasehati atau mengolok-mengolokl mereka.

Agar tidak memperparah gejala yang mereka alami, sebaiknya Anda mengucapkan kalimat seperti "Ini pasti sangat sulit untukmu" atau "aku disini siap menjadi pendengarmu".

3. "Ke psikiater atau psikolog hanya untuk orang yang lemah"

Banyak orang yang mengalami gangguan kesehatan mental namun enggan mencari pertolongan karena takut dibilang lemah.

Yah, anggapan seperti itu sama saja melanggengkan stigma negati terhadap kesehatan mental. Padahal, pergi ke psikolog atau psikiater bukan berarti kita lemah.

Hal itu justru menunjukan bahwa kita menyadari apa yang terjadi pada diri kita.

Baca juga: 4 Tanda Awal Depresi yang Harus Diwaspadai

4. "Semua akan baik-baik saja"

Ucapan semacam ini mungkin Anda maksudkan untuk menyemangati mereka. Namun bagi penderita depresi dan gangguan kecemasan berat, setiap hari adaah cobaan yang menyiksa.

Mengatakan hal tersebut hanya akan membuat mereka semakin merasa tak dipahami.

Daripada mengucapkan hal-hal yang terkesan menggurui atau nasihat basi, lebih baik validasi perasaan mereka.

Memang sangat sulit untuk berbicara dengan seseorang yang mengalami gangguan kesehatan mental.

Setiap perkataan yang Anda lontarkan harus diperhatikan dengan baik agar tidak membuat mereka tersinggung dan mengalami gejolak emosi yang semakin dalam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com