KOMPAS.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk 5 produk vaksin Covid-19 booster.
Ada pun 5 merek vaksin Covid-19 yang telah mendapatkan izin sebagai booster pada 10 Januari 2022, yaitu:
Baca juga: Kenapa Vaksin Covid-19 Penting untuk Orang Dewasa maupun Anak-anak?
“Tentunya sebelum mendapatkan emergency use authorization dari BPOM telah melalui proses evaluasi bersama para tim ahli Komite Nasional Penilai Vaksin (Covid-19) dan telah mendapatkan rekomendasi memenuhi persyaratan yang ada,” ujar Kepala BPOM Penny K Lukito.
Mengutip Setkab.go.id, bersama dengan itu BPOM menetapkan ketentun berlaku sebagai berikut:
Berikut pilihan vaksin booster untuk masyarakat yang telah suntik vaksin primer dosis lengkap:
Vaksin booster CoronaVac atau disebut juga Sinovac diberikan untuk orang yang telah disuntik vaksin primer dosis lengkap dengan vaksin CoronaVac.
Sebab, vaksin CoronaVac produksi PT Biofarma ditetapkan sebagai booster homolog.
Kemudian, dosis yang harus diterima sebagai booster adalah satu dosis.
BPOM mengatakan bahwa hasil uji imunogenisitas vaksin booster CoronaVac menunjukkan peningkatkan titer antibodi netralisasi hingga 21-35 kali setelah 28 hari disuntik.
Mengutip Forbes, Sinovac China mengklaim bahwa suntikan dosis booster vaksin CoronaVac 94 persen "efektif melawan varian Omicron".
Baca juga: 5 Fakta Vaksin Covid-19 untuk Anak
Vaksin booster Pfizer diberikan untuk orang yang telah disuntik vaksin primer dosis lengkap dengan Pfizer atau atau CoronaVac.
Vaksin booster Pfizer diberikan satu dosis untuk orang dengan vaksin primer Pfizer (booster homolog).
Sedangkan diberikan setengah dosis Pfizer (booster heterolog), untuk penerima vaksin primer CoronaVac.
BPOM mengatakan bahwa hasil uji imunogenisitas vaksin booster Pfizer menunjukkan peningkatkan titer antibodi netralisasi hingga 3,3 kali setelah 30 hari disuntik.
Mengutip Medpage Today, ditemukan bahwa bagi mereka yang suntik vaksin primer dosis lengkap dan booster Pfizer, kemanjurannya adalah 70 persen.
Namun, turun menjadi 45 persen pada 10 minggu atau lebih.
Penemuan itu dilakukan Badan Keamanan Kesehatan Inggris (HSA) yang menganalisis 147.597 kasus varian Delta dan 68.489 kasus varian Omicron dari 27 November hingga 17 Desember.
Vaksin booster AstraZeneca diberikan untuk orang yang telah disuntik vaksin primer dosis lengkap dengan vaksin AstraZeneca atau CoronaVac.
Vaksin booster AstraZeneca diberikan satu dosis untuk orang dengan vaksin primer AstraZeneca (booster homolog).
Sedangkan diberikan setengah dosis booster AstraZeneca (booster heterolog), untuk penerima vaksin primer CoronaVac.
BPOM mengatakan bahwa hasil uji imunogenisitas vaksin booster AstraZeneca menunjukkan peningkatkan titer antibodi netralisasi hingga 3,5 kali.
Mengutip Reuters, data dari studi laboratorium Universitas Oxford pada 23 Desember 2021 menyebutkan suntikan homolog vaksin booster AstraZeneca efektif melawan varian Omicron.
Baca juga: Vaksin Covid-19 untuk Anak Mulai Berlaku, Berikut Rekomendasi IDAI
Vaksin booster Moderna dapat diberikan untuk orang yang telah suntik vaksin primer lengkap Moderna, AstraZeneca, Pfizer, Johnson & Johnson, atau CoronaVac.
Vaksin booster Moderna sifatnya bisa homolog dan heterolog.
Vaksin Moderna ini harus diberikan setengah dosis sebagai booster.
BPOM menyebutkan bahwa hasil uji imunogenisitas vaksin booster Moderna menunjukkan peningkatkan titer antibodi netralisasi hingga 13 kali.
Mengutip USA Today, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyebutkan perlindungan terbaik terhadap Covid-19 datang dari vaksin primer dosis lengkap mRNA baik Pfizer atau Moderna. Lalu, diikuti booster mRNA juga.
Vaksin Zifivax adalah vaksin booster heterolog.
Vaksin Zifivax bisa menjadi pilihan sebagai vaksin booster untuk orang yang telah suntik vaksin primer dosis lengkap dengan Sinovac atau Sinopharm.
BPOM menyebutkan bahwa hasil uji imunogenisitas vaksin booster Zifivax menunjukkan peningkatkan titer antibodi netralisasi hingga 30 kali.
Zifivax merupakan vaksin yang dikembangkan dan diproduksi oleh perusahaan asal China, Anhui Zhifei Longcom Biophamraceutical.
Mengutip BPOM, pada uji klinis awal efikasi vaksin Zifivax mencapai 81,71 persen dihitung mulai 7 hari setelah mendapatkan vaksinasi lengkap.
Sementara mencapai 81,4 persen, bila dihitung mulai 14 hari setelah mendapatkan vaksinasi primer dosis lengkap.
Baca juga: 8 Orang yang Tak Boleh Disuntik Vaksin Covid-19
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.