Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyeri Lengan Kiri Bisa Jadi Gejala Serangan Jantung, Kenali Gejalanya

Kompas.com - 17/01/2022, 14:00 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

Seiring dengan nyeri lengan kiri, gejala mungkin terjadi di bahu, leher, punggung, atau rahang.

Angina mungkin juga terasa seperti gangguan pencernaan.

Angina bukanlah serangan jantung.

Namun, itu adalah tanda masalah jantung.

Arteri koroner yang tersumbat atau menyempit sering menjadi penyebab angina.

Ada dua jenis utama dari kondisi ini:

Angina stabil

Angina stabil adalah jenis angina yang dapat diprediksi dan dikelola.

Ini terjadi secara konsisten selama minimal 2 bulan.

Keadaan ini memberi tekanan ekstra pada jantung yang berarti jantung membutuhkan lebih banyak oksigen daripada yang diizinkan oleh arteri yang menyempit.

Istirahat dapat membantu seseorang mengobati angina stabil.

Jika perlu, dokter mungkin meresepkan obat pelemas arteri yang disebut nitrogliserin.

Baca juga: Penyakit Jantung Bawaan

Angina tidak stabil

Jenis angina ini lebih tidak terduga dan berbahaya.

Hal ini dapat terjadi bahkan ketika seseorang sedang beristirahat, artinya jantung secara konsisten tidak mendapatkan cukup oksigen.

Angina tidak stabil menunjukkan bahwa seseorang berisiko terkena serangan jantung.

Seorang profesional medis harus mengevaluasi orang dengan angina tidak stabil di ruang gawat darurat.

Cedera rangka

Nyeri lengan kiri mungkin bukan akibat dari masalah jantung jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Rasa sakit memiliki kualitas "menusuk" dan hanya berlangsung beberapa detik pada suatu waktu.
  • Gerakan atau sentuhan menyebabkan rasa sakit.
  • Rasa sakit hanya terjadi di area kecil di lengan.
  • Ketidaknyamanan berlanjut tanpa gejala lain selama berjam-jam atau berhari-hari.

Sebaliknya, ketidaknyamanan bisa menjadi gejala cedera pada tulang atau jaringan di lengan, bahu, atau siku.

Namun, bahkan dengan pemahaman yang baik tentang kemungkinan kondisi skeletomuskular ini, sulit untuk mengetahui apakah nyeri lengan kiri terjadi karena cedera atau serangan jantung.

Faktor risiko tertentu untuk keduanya, seperti usia dan aktivitas fisik, juga memengaruhi.

Untuk alasan ini, penting untuk tidak mencoba mendiagnosis sendiri cedera atau mengesampingkan masalah jantung tanpa bantuan medis.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau