Untuk memaksimalkan jumlah sel telur yang tersedia, seorang wanita akan menjalani perawatan hormon untuk merangsang produksi sel telur lebih banyak.
Perawatan ini biasanya mengharuskan seorang wanita untuk menyuntikkan dirinya dengan hormon di rumah antara satu dan tiga kali sehari.
Baca juga: 6 Penyebab Kram Perut saat Hamil yang Perlu Diwaspadai
Kebanyakan wanita juga akan minum pil KB setidaknya sebulan sebelum menerima suntikan hormon.
Cara ini dilakukan untuk menekan siklus alami dan meningkatkan efektivitas hormon.
Jumlah dan jenis hormon bervariasi. Perawatan biasanya meliputi:
Seorang dokter akan melakukan tes darah secara teratur untuk memantau efek dari perawatan hormon.
Wanita tersebut juga akan menjalani setidaknya satu kali USG untuk mendeteksi ovulasi dan menilai perkembangan sel telur.
Dokter memasukkan jarum ke dalam folikel ovarium untuk mengambil telur setelah matang.
Dokter biasanya akan menggunakan ultrasound untuk memandu prosedur.
Namun, jika telur tidak terlihat selama pencitraan ultrasound, dokter mungkin melakukan operasi perut untuk mengangkatnya.
Dengan pendekatan yang lebih invasif ini, dokter membuat sayatan kecil di perut dengan obat penenang dan obat antinyeri, kemudian memasukkan jarum untuk mengeluarkan sel telur.
Setelah dokter mengambil telur, pembekuan harus dilakukan sesegera mungkin.
Namun, telur penuh dengan air yang dapat merusak kristal es jika terjadi pembekuan segera.
Untuk mencegahnya, dokter menyuntikkan larutan khusus ke dalam telur sebelum membekukannya.
Baca juga: 3 Dampak Stres Saat Hamil dan Cara Mengatasinya
Nantinya, ketika wanita tersebut siap menggunakan sel telurnya, dia akan menjalani fertilisasi in vitro (bayi tabung).