Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Kerusakan Saraf Akibat Diabetes Bisa Disembuhkan?

Kompas.com - 24/01/2022, 14:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Penderita diabetes biasanya berisiko mengalami kerusakan saraf yang disebut neuropati diabetik, yang salah satu akibatnya membuat seseorang mudah terluka dan dalam risiko amputasi.

Mengutip Healthline, para ilmuwan percaya bahwa kandungan gula darah yang tinggi pada penderita diabetes bisa membuat kerusakan saraf dari waktu ke waktu.

Mengutip WebMD, salah satu komplikasi dari kondisi kerusakan saraf pada penderita diabetes tersebut adalah tindakan amputasi.

Amputasi biasanya terkait dengan infeksi yang diperparah karena kerusakan saraf dan masalah aliran darah, yang tidak dapat disembuhkan.

Baca juga: Pahami, Ini Dampak Stres Pada Penderita Diabetes

Namun, apakah kerusakan saraf pada penderita diabetes itu bisa disembuhkan?

Mengutip Healthline, saraf yang telah rusak itu tidak dapat dipulihkan karena tubuh secara alami tidak bisa memperbaiki jaringan saraf yang telah rusak.

Namun, para peneliti menyelidiki metode untuk mengontrol kerusakan saraf karena diabetes, sehingga dapat meminimalisir risiko komplikasi yang buruk.

Diperkirakan bahwa 60-70 persen penderita diabetes akan mengembangkan semacam neuropati sepanjang hidup mereka.

Beberapa cara untuk membantu mengontrol kerusakan saraf di antaranya:

  • Menurunkan gula darah.
  • Mengobati nyeri saraf.
  • Memeriksa kaki secara teratur untuk memastikan kaki bebas dari cedera, luka, atau infeksi.

Mengelola glukosa darah Anda penting karena dapat membantu mencegah kerusakan tambahan pada saraf.

Mengutip Healthline, Anda dapat mengelola gula darah dengan melakukan metode berikut:

  1. Hindari makanan tinggi gula berlebih, seperti soda, minuman manis, dan camilan olahan dan permen.
  2. Makan makanan yang tinggi serat. Makanan ini biasanya membantu menjaga gula darah tetap stabil.
  3. Makan makanan yang mengandung lemak sehat: minyak zaitun, kacang-kacangan, dan pilih protein tanpa lemak, seperti ayam dan kalkun.
  4. Makan sayuran dan protein nabati secara teratur, seperti kacang-kacangan dan tahu.
  5. Berolahragalah setidaknya 5 kali seminggu, setiap kali 30 menit. Sertakan aktivitas aerobik dan latihan beban dalam rutinitas Anda.
  6. Pantau gula darah Anda sesuai dengan rekomendasi dokter Anda dan catat kadarnya. Itu akan membantu Anda mengidentifikasi pola dan perubahan yang tidak biasa pada kadar gula darah Anda.
  7. Minum insulin atau obat oral, contohnya metformin (Glucophage), seperti yang diinstruksikan oleh ahli endokrinologi atau dokter perawatan primer Anda.

Baca juga: Mengenal Beda Diabetes Tipe 1 dan Diabetes Tipe 2

Selain mengelola kadar gula darah, penting untuk memperhatikan kondisi kaki Anda.

Saraf di kaki penderita diabetes berisiko rusak yang membuat berkurangnya kemampuan sensorik.

Artinya, penderita diabetes mungkin tidak menyadari jika dirinya sedang memotong atau melukai kaki sendiri.

Untuk mencegah luka di kaki penderita diabetes, bisa lakukan ini:

  • Secara teratur periksa kaki Anda, apakah ada luka terbuka.
  • Secara teratur potong kuku untuk mencegahnya melukai kulit.
  • Cuci kaki dengan sabun dan air secara teratur.
  • Secara teratur mengunjungi ahli penyakit kaki.
  • Hindari berjalan tanpa alas kaki.

Baca juga: Diabetes Insipidus

Jenis kerusakan saraf

1. Neuropati perifer

Mengutip Mayo Clinic, kerusakan saraf yang terletak di luar otak dan sumsum tulang belakang (saraf perifer).

Kerusakan saraf ini sering menyebabkan kelemahan, mati rasa, dan nyeri, biasanya di tangan dan kaki.

Neuropati perifer dapat terjadi akibat cedera traumatis, infeksi, masalah metabolisme, penyebab bawaan, dan paparan racun.

Namun, salah satu penyebab yang paling umum adalah diabetes.

2. Neuropati proksimal

Mengutip Mayo Clinic, kerusakan saraf yang sering mempengaruhi paha, pinggul, pantat atau kaki.

Kerusakan saraf ini lebih sering terjadi pada orang yang memiliki diabetes tipe 2 dan lansia.

Neuropati proksimal sering ditandai dengan tanda dan gejala, seperti:

  • Tiba-tiba, sakit parah di pinggul dan paha atau pantat.
  • Kelemahan dan penyusutan otot paha.
  • Kesulitan bangkit dari posisi duduk.

Baca juga: Mengapa Penderita Diabetes Harus Cek Kadar Gula secara Berkala?

3. Neuropati otonom

Mengutip Mayo Clinic, kerusakan saraf ini terjadi pada jantung, kandung kemih, paru-paru, perut, usus, organ seks, dan mata.

Diabetes dapat mempengaruhi saraf di salah satu area tersebut. Akibatnya, seperti:

  • Masalah kandung kemih, termasuk infeksi saluran kemih, inkontinensia urin atau retensi urin.
  • Sembelit, diare yang tidak terkontrol, atau kombinasi keduanya.
  • Pengosongan lambung yang lambat (gastroparesis) yang menyebabkan mual, Muntah dan kehilangan nafsu makan.
  • Kesulitan menelan.
  • Disfungsi ereksi pada pria.

4. Neuropati fokal (mononeuropati)

Mengutip Mayo Clinic, kerusakan saraf yang terjadi di wajah, torso, dan kaki.

Tanda dan gejala neuropati fokal tergantung pada saraf mana yang terlibat, yang contohnya meliputi:

  • Kesulitan memfokuskan mata, penglihatan ganda, atau sakit di belakang mata.
  • Kelumpuhan di satu sisi wajah Anda (Bell's palsy).
  • Sakit di tulang kering atau kaki.
  • Sakit di bagian depan paha.
  • Sakit dada atau perut.

Baca juga: 5 Perubahan Kulit Akibat Diabetes

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau