KOMPAS.com - Menstruasi terjadi ketika pendarahan pada uterus yang mengalir dari rahim ke vagina.
Menstruasi merupakan kondisi yang normal dan bagian dari siklus bulanan reproduksi wanita.
Namun, darah yang keluar pun warnanya tidak selalu sama.
Dalam kondisi tertentu, darah yang keluar memiliki warna yang berbeda-beda.
Baca juga: 13 Penyebab Menstruasi Tidak Teratur, Tidak Bisa Disepelekan
Warna darah yang keluar saat menstruasi ini pun sangat penting untuk diperhatikan karena dapat menjadi indikasi kondisi kesehatan tertentu.
Berikut ini penjelasan mengenai makna warna darah menstruasi, dilansir dari Medical News Today.
Darah hitam bisa muncul di awal atau akhir menstruasi seseorang.
Warna hitam merupakan tanda darah tua atau darah yang membutuhkan waktu lebih lama untuk meninggalkan rahim dan memiliki waktu untuk teroksidasi.
Sebelum menjadi berwarna hitam, darah tersebut awalnya berwarna coklat atau merah tua dan akhirnya menjadi hitam.
Darah hitam terkadang juga bisa menunjukkan adanya penyumbatan di dalam vagina seseorang. Gejala lain dari penyumbatan vagina dapat meliputi:
Seperti darah hitam, darah berwarna coklat atau merah tua adalah tanda darah tua dan mungkin muncul di awal atau akhir menstruasi.
Darah coklat atau merah tua belum lama teroksidasi seperti darah hitam dan dapat muncul dalam berbagai warna.
Baca juga: Berapa Lama Normalnya Wanita Mengalami Menstruasi?
Darah merah cerah menunjukkan darah segar dan aliran yang stabil.
Suatu menstruasi dapat dimulai dengan perdarahan merah terang dan menjadi gelap menjelang akhir periode.
Beberapa orang mungkin mendapati bahwa darah mereka tetap berwarna merah cerah selama menstruasi.
Bercak yang tidak biasa atau pendarahan di antara siklus menstruasi mungkin merupakan tanda dari infeksi menular seksual, seperti klamidia atau gonore.
Pertumbuhan di lapisan rahim, yang disebut polip atau fibroid, juga dapat menyebabkan pendarahan hebat yang tidak biasa.
Terkadang, perdarahan merah cerah mungkin merupakan tanda kanker serviks. Gejala lain dari kanker serviks meliputi:
Darah merah muda atau bercak dapat terjadi ketika darah menstruasi bercampur dengan cairan serviks.
Menggunakan kontrasepsi hormonal dapat menurunkan kadar estrogen dalam tubuh, yang dapat menyebabkan aliran lebih ringan dengan rona merah muda selama menstruasi.
Hubungan seksual dapat membuat robekan kecil di vagina atau leher rahim.
Darah dari robekan ini bisa bercampur dengan cairan vagina dan keluar dari tubuh seseorang sebagai cairan berwarna merah muda.
Penyebab lain dari darah periode merah muda dapat meliputi:
Baca juga: Menorrhagia (Pendarahan Menstruasi Berat)
Darah yang bercampur dengan cairan serviks juga bisa tampak berwarna jingga atau oranye.
Darah atau cairan berwarna oranye sering menunjukkan infeksi, seperti vaginosis bakteri atau trikomoniasis.
Orang dengan darah oranye harus memeriksa gejala lain, seperti gatal pada vagina, ketidaknyamanan, dan keputihan yang berbau busuk.
Meskipun darah atau keluarnya cairan berwarna oranye tidak selalu menunjukkan adanya infeksi, ada baiknya seseorang menemui dokter atau ginekolog untuk evaluasi.
Keputihan berwarna abu-abu biasanya merupakan tanda bakterial vaginosis, yakni suatu kondisi yang terjadi karena ketidakseimbangan antara bakteri menguntungkan dan berbahaya di dalam vagina.
Gejala lain dari vaginosis bakterial meliputi:
Orang dengan gejala bakterial vaginosis harus menemui dokter atau ginekolog.
Dokter biasanya meresepkan antibiotik untuk mengobati bakterial vaginosis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.