KOMPAS.com - Kanker payudara adalah penyabab utama dari banyaknya kematian wanita akibat penyakit kanker, jadi penting untuk mengetahui faktor risikonya.
Mengutip laporan Kementerian Kesehatan pada 2019, angka penyakit kanker tertinggi pada wanita di Indonesia adalah berasal dari kanker payudara.
Angkanya yaitu sebesar 42,1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 17 per 100.000 penduduk.
Mengutip Medical News Today, dalam kasus yang janrang terjadi kanker payudara juga menyerang pria.
Baca juga: Penyebab Kanker Payudara pada Pria dan Faktor Risikonya
Mengutip CDC, faktor utama yang mempengaruhi risiko seseorang terkena kanker payudara adalah menjadi seorang wanita dan semakin tua.
Sebagian besar kanker payudara ditemukan pada wanita yang berusia 50 tahun atau lebih.
Beberapa wanita bisa terkena kanker payudara bahkan tanpa faktor risiko lain yang mereka ketahui.
Memiliki faktor risiko tidak berarti Anda akan terkena penyakit, dan tidak semua faktor risiko memiliki efek yang sama.
Namun, kebanyakan wanita memiliki beberapa faktor risiko, tetapi tidak terkena kanker payudara.
Penelitian telah menunjukkan bahwa risiko seseorang terkena kanker payudara disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor.
Berikut faktor risiko dari kanker payudara yang dibedakan dalam 2 kategori, yaitu yang tidak dapat diubah dan dapat diubah:
Baca juga: 6 Ciri-ciri Kanker Payudara pada Pria, Tak Hanya Menyerang Wanita
1. Menua
Risiko kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. Sebagian besar kanker payudara didiagnosis setelah usia 50 tahun.
2. Mutasi genetik
Perubahan yang diwariskan (mutasi) pada gen tertentu, seperti BRCA1 dan BRCA2.
Wanita yang mewarisi perubahan genetik ini memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara dan ovarium.
3. Riwayat reproduksi
Periode menstruasi dini sebelum usia 12 tahun dan mulai menopause setelah usia 55 tahun membuat wanita terpapar hormon lebih lama.
Hal itu meningkatkan risiko terkena kanker payudara.
4. Memiliki payudara yang padat
Payudara yang padat memiliki lebih banyak jaringan ikat dari pada jaringan lemak, yang terkadang membuat sulit untuk melihat tumor pada mammogram.
Sehingga, wanita dengan payudara padat lebih mungkin terkena kanker payudara.
Baca juga: Kanker Payudara Pria
5. Riwayat pribadi kanker payudara atau penyakit payudara non-kanker
Wanita yang pernah menderita kanker payudara lebih mungkin terkena kanker payudara untuk kedua kalinya.
Beberapa penyakit payudara non-kanker, seperti hiperplasia atipikal atau karsinoma lobular in situ dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena kanker payudara.
6. Riwayat keluarga dengan kanker payudara atau ovarium
Risiko seorang wanita terkena kanker payudara lebih tinggi, jika dia memiliki ibu, saudara perempuan, atau sepupu (kerabat tingkat pertama) atau beberapa anggota keluarga yang menderita kanker payudara atau ovarium.
Memiliki saudara laki-laki tingkat pertama dengan kanker payudara juga meningkatkan risiko seorang wanita terkena penyakit yang sama.
7. Pengobatan sebelumnya menggunakan terapi radiasi
Wanita yang menjalani terapi radiasi di dada atau payudara (misalnya, pengobatan limfoma Hodgkin) sebelum usia 30 tahun memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara di kemudian hari.
8. Wanita yang mengonsumsi obat dietilstilbestrol (DES)
DES diberikan kepada beberapa wanita hamil di Amerika Serikat antara tahun 1940 dan 1971 untuk mencegah keguguran.
Namun, obat itu menyebabkan risiko kanker payudara lebih tinggi bagi wanit yang mengkonsumsinya.
Anak wanita dari ibu yang menggunakan DES saat hamil juga berisiko kanker payudara.
Baca juga: 3 Penyebab Kanker Payudara Pada Pria
1. Tidak aktif secara fisik
Wanita yang tidak aktif secara fisik memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara.
2. Kelebihan berat badan atau obesitas setelah menopause
Wanita yang lebih tua yang kelebihan berat badan atau obesitas memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara dari pada mereka yang memiliki berat badan normal.
3. Melakukan terapi hormon
Beberapa bentuk terapi penggantian hormon (termasuk estrogen dan progesteron) yang dilakukan selama menopause dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
Faktor risiko itu terjadi jika dilakukan selama lebih dari 5 tahun.
Kontrasepsi oral tertentu (pil KB) juga ditemukan meningkatkan risiko kanker payudara.
4. Riwayat reproduksi
Memiliki kehamilan pertama setelah usia 30 tahun, tidak menyusui, dan tidak pernah hamil cukup bulan dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
5. Minum alkohol
Studi menunjukkan bahwa seorang wanita yang memiliki kebiasaan minum alkohol, semakin berisiko mengalami kanker payudara.
Dari penjelasan tersebut, seseorang yang memiliki faktor risiko kanker payudara, dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter ahli tentang cara menurunkan risiko dan tentang skrining kanker payudara.
Baca juga: Deodoran Bisa Memicu Kanker Payudara, Begini Alasannya
Mengutip Medical News Today, gejala pertama kanker payudara biasanya diketahui dengan tanda-tanda berupa area jaringan yang menebal di payudara atau benjolan di payudara atau ketiak.
Selain itu, gejala lainnya meliputi:
Sebagian besar benjolan payudara tidak bersifat kanker. Namun, siapa pun yang melihat benjolan payudara harus memeriksakannya ke dokter ahli.
Baca juga: 4 Gejala Kanker Payudara Metastasis yang Umum Terjadi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.