Kepala Petugas Medis dan Ilmiah Asosiasi Alzheimer William H Thies, setuju bahwa gaya hidup memengaruhi risiko, bahkan di antara orang-orang yang memiliki kecenderungan genetik untuk mengembangkan demensia di usia lanjut.
"Kami tidak bisa mengatakan seberapa besar risiko gaya hidup dan berapa banyak genetik," kata Thies.
"Kita tahu bahwa kebanyakan pasien dengan Alzheimer juga memiliki penyakit pembuluh darah dan bahwa faktor risiko penyakit pembuluh darah dapat dimodifikasi dengan gaya hidup," imbuhnya.
Baca juga: Mengapa Menopause Dapat Menyebabkan Kolesterol Tinggi?
Mengutip Mayo Clinic, penyakit Alzheimer adalah gangguan neurologis progresif yang menyebabkan otak menyusut (atrofi) dan sel-sel otak mati.
Penyakit Alzheimer adalah penyebab paling umum dari demensia, perilaku dan keterampilan sosial yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berfungsi secara mandiri.
Seiring perkembangan penyakit, seseorang dengan penyakit Alzheimer akan mengalami gangguan memori yang parah dan kehilangan kemampuan untuk melakukan tugas sehari-hari.
Mengutip NHS, penyakit ini diketahui dengan beberapa gejala progresif. Artinya, gejalanya berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun dan akhirnya menjadi lebih parah mempengaruhi fungsi otak.
Gejala awal penyakit Alzheimer biasanya tentang masalah memori kecil.
Misalnya, ini bisa berupa melupakan percakapan atau peristiwa baru-baru ini serta melupakan nama tempat dan objek.
Saat kondisi berkembang, masalah memori menjadi lebih parah dan gejala lebih lanjut dapat berkembang, seperti:
Baca juga: 3 Jenis Pola Diet Ini Ampuh Hempas Kolesterol Tinggi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.