Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Cara Mencegah Stroke yang Bisa Mengakibatkan Kematian

Kompas.com - 16/04/2022, 03:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Stroke dapat dicegah melalui perubahan gaya hidup sehat dan perawatan medis untuk mengontrol kondisi kesehatan yang dapat meningkatkan risiko.

Mengutip CDC, stroke kadang disebut dengan serangan otak, yang terjadi ketika sesuatu menghalangi suplai darah ke bagian otak atau ketika pembuluh darah di otak pecah.

Stroke dapat menyebabkan kerusakan otak yang berkepanjangan, kecacatan jangka panjang, atau bahkan kematian.

Sehingga, stroke merupapkan kondisi medis serius yang memerlukan perawatan darurat.

Berikut cara mencegah stroke:

Baca juga: Penyebab Stroke Ringan dan Faktor Risikonya

1. Pilih makanan sehat

Mengutip CDC, memilih makanan sehat dapat membantu kita mencegah stroke.

Pastikan untuk makan banyak buah dan sayuran segar.

Makan makanan dan minum yang disarankan:

  • Rendah lemak jenuh
  • Rendah lemak trans
  • Rendah kolesterol
  • Tinggi serat.

Membatasi garam (natrium) dalam makanan juga baik karena dapat menurunkan tekanan darah.

Kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi meningkatkan peluang seseorang terkena stroke.

2. Menjaga berat badan yang sehat

Mengutip CDC, memiliki kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko stroke.

Untuk menentukan apakah berat badan kita dalam kisaran yang sehat, dokter sering menghitung indeks massa tubuh (BMI).

Dokter terkadang juga menggunakan ukuran pinggang dan pinggul untuk mengukur kelebihan lemak tubuh.

Mengutip Harvard Health Publishing, ada beberapa cara untuk mendapatkan berat badan yang sehat:

  • Makan tidak lebih dari 1.500-2.000 kalori per hari, yang disesuaikan dengan tingkat aktivitas dan BMI kita.
  • Rutin olahraga, seperti jogging, bermain badminton, dan lain-lain.

Baca juga: Stroke Ringan, Apa Bisa Sembuh Total?

3. Melakukan aktivitas fisik

Mengutip CDC, aktivitas fisik dapat membantu kita tetap pada berat badan yang sehat dan menurunkan kadar kolesterol serta tekanan darah.

Untuk orang dewasa, umumnya dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik selama 2 jam dan 30 menit aktivitas fisik aerobik intensitas sedang, seperti jalan cepat setiap minggu.

Sementara untuk anak-anak dan remaja, dianjurkan melakukan aktivitas fisik paling tidak 1 jam setiap hari.

4. Hindari merokok

Mengutip CDC, merokok sangat meningkatkan peluang kita terkena stroke.

Jika belum pernah merokok, lebih baik pertahankan dan jangan pernah coba-coba. Sebab, tidak merokok dapat menurunkan risiko stroke.

Dokter sering kali bisa memberi tips kepada pasien dengan gejala stroke untuk berhenti merokok.

Mengutip Harvard Health Publishing, berikut beberapa cara yang dapat ditempuh untuk berhenti merokok:

  • Mintalah saran dokter tentang cara yang paling tepat bagi Anda untuk berhenti merokok.
  • Gunakan alat bantu berhenti merokok, seperti pil atau patch nikotin, konseling, atau obat-obatan.
  • Jangan menyerah. Kebanyakan perokok membutuhkan beberapa kali percobaan untuk berhenti. Setiap upaya membawa Anda selangkah lebih dekat untuk berhasil mengalahkan kebiasaan buruk itu.

Baca juga: Waspadai, Ini Penyebab Stroke di Usia Muda

5. Hindari minum alkohol berlebihan

Mengutip CDC, minum terlalu banyak alkohol dapat meningkatkan tekanan darah kita.
Seorang pria seharusnya tidak boleh minum alkohol lebih dari 2 kali per hari, sedangkan wanita tidak boleh lebih dari satu per hari.

Mengutip Harvard Health Publishing, studi menunjukkan bahwa jika kita minum sekitar satu gelas per hari, risiko stroke mungkin lebih rendah.

Setelah mulai minum lebih dari dua kali per hari, risiko stroke naik sangat tajam.

6. Kontrol tekanan darah

Mengutip CDC, tekanan darah tinggi atau hipertensi bisa menyebabkan stroke.

Biasanya hipertensi tidak menunjukkan gejala, jadi pastikan untuk memeriksa tensi secara teratur.

Bicaralah dengan tim perawatan kesehatan tentang harus seberapa sering memeriksa tensi.

Kita dapat memeriksa tekanan darah di rumah, di kantor dokter, atau di apotek.

Jika memiliki tekanan darah tinggi, dokter mungkin akan:

  • Meresepkan obat
  • Menyarankan beberapa perubahan dalam gaya hidup kita
  • Menyarankan kita memilih makanan dengan kandungan garam yang lebih rendah.

Mengutip Harvard Health Publishing, beberapa cara dapat dilakukan untuk mengontrol tekanan darah:

  • Kurangi konsumsi garam dalam makanan, idealnya tidak lebih dari 1.500 mg sehari (sekitar setengah sendok teh).
  • Tingkatkan lemak tak jenuh ganda dan tak jenuh tunggal dalam diet Anda, sambil menghindari makanan tinggi lemak jenuh.
  • Sering makan buah dan sayuran setiap hari, satu porsi ikan 2-3 kali seminggu, beberapa porsi biji-bijian, dan produk susu rendah lemak setiap hari.
  • Lebih banyak olahraga, setidaknya 30 menit aktivitas sehari, dan lebih banyak lagi, jika memungkinkan.
  • Berhenti merokok.

Baca juga: Mengenal Gejala dan Penyebab Stroke Tulang Belakang

7. Kendalikan diabetes

Mengutip CDC, jika dokter menemukan gejala diabetes, dokter mungkin menyarankan orang itu untuk menjalani tes lanjutan.

Jika terkonfirmasi, dokter mungkin merekomendasikan perubahan gaya hidup tertentu, seperti melakukan lebih banyak aktivitas fisik atau memilih makanan yang lebih sehat.

Tindakan ini akan membantu menjaga gula darah kita di bawah kontrol yang baik dan membantu menurunkan risiko stroke.

8. Mengobati penyakit jantung

Mengutip CDC, jika seseorang memiliki kondisi jantung tertentu pihak medis dapat merekomendasikan perawatan medis atau pembedahan.

Kondisi jantung tertentu, seperti penyakit arteri koroner atau fibrilasi atrium (detak jantung tidak teratur).

Merawat masalah jantung dapat membantu mencegah stroke.

Baca juga: Selain Kecanduan, Pengguna Ganja Lebih Berisiko Alami Stroke

Faktor risiko

Mengutip Hopkins Medicine, siapa pun dapat berpeluang terkan stroke, tetapi risiko itu meningkat jika seseorang memiliki beberapa kondisi tertentu.

Berikut beberapa faktor risiko stroke, yang dapat diubah secara medis maupun yang tidak:

Dapat diubah secara medis

  • Memiliki tekanan darah tinggi
  • Memiliki penyakit jantung
  • Memiliki diabetes
  • Merokok
  • Menggunakan pil KB
  • Serangan iskemik transien
  • Memiliki jumlah sel darah merah tinggi
  • Kolesterol dan lipid darah tinggi
  • Kurang olahraga
  • Kegumakan
  • Konsumsi alkohol yang berlebihan
  • Menggunakan obat-obatan ilegal
  • Irama jantung yang tidak normal
  • Kelainan struktur jantung.

Tidak dapat diubah secara medis

  • Usia tua
  • Jenis kelamin: stroke lebih sering terjadi pada pria, tetapi lebih banyak wanita daripada pria yang meninggal karena stroke.
  • Riwayat stroke sebelumnya
  • Keturunan atau genetik.

Faktor risiko lainnya

  • Mengalami suhu ekstrem
  • Faktor sosial dan ekonomi: beberapa bukti menunjukkan bahwa stroke lebih sering terjadi pada orang berpenghasilan rendah.

Baca juga: 10 Makanan yang dapat Mengurangi Risiko Stroke

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau