KOMPAS.com - Kanker serviks merupakan salah satu penyakit kanker yang mencatat korban jiwa tertinggi di Indonesia, sehingga penting untuk melakukan deteksi dini, menurut Kementerian Kesehatan.
Mengutip buku "Perilaku Pencegahan Knaker Serviks" (2020) oleh Mukhlisiana Ahmad, SST., MKes, kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim (serviks).
Kanker ini biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun, tetapi bukti statistik menunjukkan bahwa penyakit ini dapat juga menyerang wanita yang berumur antara 20-30 tahun.
Baca juga: 12 Faktor Risiko Kanker Serviks yang Perlu Diketahui
Kanker serviks berkembang secara bertahap, tetapi progresif.
Kanker leher rahim ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-sel pada leher rahim yang tidak lazim (abnormal).
Proses terjadinya dimulai dengan sel yang mengalami mutasi, lalu berkembang menjadi sel diplastik sehingga terjadi kelainan epitel, yang disebut displasia.
Kemudian, displasia berkembang secara bertahap:
Penyebab terjadinya karsinoma di leher rahim atau kanker serviks bisa dari:
Baca juga: Tanda-tanda Kanker Serviks yang Harus Dideteksi Sejak Dini
Mengutip buku "Perilaku Pencegahan Knaker Serviks" (2020) oleh Mukhlisiana Ahmad, SST., MKes, deteksi dini merupakan cara pencegahan sekunder terhadap kanker serviks.
Deteksi dini ini dilakukan pada masa individu mulai merasakan gejala awal kanker serviks.
Cara deteksi dini kanker serviks, yaitu dengan:
IVA adalah pemeriksaan secara inspekulo dengan mata telanjang setelah asam asetat dioleskan ke serviks.
Pemberian asam asetat 3-5 persen akan memengaruhi epitel abnormal. Serviks yang diberi asam asetat 5 persen akan merespons lebih cepat.
Apabila setelah 20 detik asam asetat dioleskan ke serviks muncul warna putih, maka hasilnya positif.
Efek itu akan menghilang sekitar 50-60 detik.
Pemeriksaan IVA ini menjadi alternatif terbaik dari pap smear karena:
Baca juga: 4 Cara Mencegah Kanker Serviks, Tak Hanya Suntik Vaksin HPV
Tes pap smear adalah tes yang telah dipakai bertahun-tahun untuk mendeteksi kelainan yang terjadi di sel leher rahim.
Tes ini menggunakan metode pemeriksaan di mana sel serviks diambil, kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi dari sel tersebut.
Perubahan yang dideteksi sejak dini akan memungkinkan beberapa tindakan pengobatan dilakukan sebelum sel itu berkembang menjadi kanker.
Tes pap smear memerlukan waktu beberapa menit dan biasanya dilakukan secara teratur.
Tes ini perlu dilakukan, meski tidak melakukan aktivitas seksual.
Disarankan tes ini dilakukan seminggu atau dua minggu setelah menstruasi berakhir.
Namun seorang wanita sudah menopause, dapat melakukan tes pap smear kapan saja.
Bagi wanita yang kandungan dan leher rahim nya sudah diangkat, tidak perlu lagi melakukan tes deteksi dini karena sudah terbebas dari risiko menderita kanker serviks.
Baca juga: 8 Penyebab Kanker Serviks, dari Infeksi HPV sampai Hamil Terlalu Dini
Penting bagi wanita untuk mengetahui gejala awal kanker serviks untuk bisa melakukan deteksi dini.
Mengutip Kementerian Kesehatan, berikut gejala kanker serviks yang harus diperhatikan para kaum wanita:
Pendarahan vagina yang ekstrim terutama di antara siklus menstruasi dan pendarahan setelah menopause dapat menjadi gejala dan tanda dari kanker seviks.
Pada tahap awal kanker serviks mungkin sama sekali tanpa gejala.
Jika setelah kontak atau bersentuhan dalam berhubungan seksual dengan alat kelamin, muncul pendarahan atau bahkan keputihan berat, maka bisa jadi itu tanda dari kanker serviks.
Nyeri atau rasa sakit ketika berhubungan seksual juga dapat menjadi tanda kanker serviks.
Baca juga: 9 Gejala Kanker Serviks, Wanita Perlu Tahu
Pada kasus lanjut kanker serviks, mungkin akan muncul metastasis di perut, paru-paru, atau bagian lainnya.
Metastasis adalah penyakit yang berkaitan dengan kanker atau penyakit yang menyebar dari satu organ ke bagian tubuh lainnya secara tidak langsung terhubung ke sumber penyakit (kanker serviks itu).
Pada gejala ini harus diperiksa sesegera mungkin.
Tanda kanker serviks yang terakhir dikatakan membingungkan.
Ada beberapa gejala yang bahkan dikatakan kurang terkait, seperti:
Baca juga: Tanda dan Gejala Kanker Serviks
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.