Mengutip Healthline, perkembangan otak antara bayi yang diberi ASI lebih cepat dari pada yang diberi susu formula.
Perbedaan ini diperkirakan terkait pada kandungan nutrisi ASI dan susu formula
Selain itu, bayi dan ibunya yang membangun keintiman interaksi fisik melalui sentuhan dan kontak mata saat proses menyusui.
Studi menunjukkan bahwa bayi yang disusui ASI memiliki skor kecerdasan yang lebih tinggi dan lebih kecil kemungkinannya untuk:
Namun, efek yang paling menonjol terlihat pada bayi prematur.
Bayi prematur yang tidak diberi ASI akan memiliki risiko lebih tinggi terhadap masalah perkembangan.
Hasil riset ilmiah jelas menunjukkan bahwa menyusui memiliki efek positif yang signifikan apada perkembangan otak jangka panjang bayi.
Mengutip buku "Mama-Papa Wajib Tahu" (2020) oleh Ayu Bulan Febry KD, SKM, MM; Yuni Hermawaty, MPsi; dr. Zulfito Marendra, pemberian ASI pada bayi dapat menstimulasikan dengan lebih sempurna perkembangan koordinasi saraf untuk:
Baca juga: 20 Pelancar ASI Alami yang Baik Dikonsumsi Ibu Menyusui
Mengutip buku "Mama-Papa Wajib Tahu" (2020) oleh Ayu Bulan Febry KD, SKM, MM; Yuni Hermawaty, MPsi; dr. Zulfito Marendra, bayi yang diberi ASI eksklusif mengalami gumoh lebih sedikit dibandingkan dengan bayi yang minum susu formula.
Gumoh terjadi saat susu yang sudah masuk ke lambung bayi dimuntahkan kembali karena belum bekerjanya otot di ujung kerongkongan untuk menutup jalan masuk makanan ke lambung.
Mengutip buku "Mama-Papa Wajib Tahu" (2020) oleh Ayu Bulan Febry KD, SKM, MM; Yuni Hermawaty, MPsi; dr. Zulfito Marendra, pemberian ASI pada bayi juga dapat membuat ususnya lebih sehat dari pada bayi yang diberi susu formula.
Kolonisasi bakteri baik pada usus bayi sangat penting untuk perkembangan saluran usus mereka dan pengembangan kekebalan tubuh.
Mengutip Healthline, pemberian ASI pada bayi menghindarkannya dari berbagai penyakit sebagai berikut:
Baca juga: 7 Cara Memperbanyak Produksi ASI yang Bisa Dijajal Ibu Menyusui
Mengutip buku "Mama-Papa Wajib Tahu" (2020) oleh Ayu Bulan Febry KD, SKM, MM; Yuni Hermawaty, MPsi; dr. Zulfito Marendra, pemberian ASI pada bayi sangat penting juga dilakukan oleh ibu dengan HIV.
Dalam sebuah riset para peneliti menemukan bahwa ASI dari ibu dengan HIV cenderung dapat melindungi bayi dari ancaman virus HIV.
Meskipun masih ada potensi penularan penyakit oleh ibu dengan HIV ke bayinya melalui ASI, kemungkinannya 1 banding 10.
Peneliti mengatakan bahwa 1 dari 10 orang wanita dengan HIV yang dapat menularkan virus tersebut kepada bayi yang dikandungnya.
Mengutip buku "Mama-Papa Wajib Tahu" (2020) oleh Ayu Bulan Febry KD, SKM, MM; Yuni Hermawaty, MPsi; dr. Zulfito Marendra, menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah.
Mengutip Healthline, menyusui meningkatkan berat badan yang sehat dan membantu mencegah obesitas pada anak.
Satu studi menunjukkan bahwa bayi yang menyusu ASI selama lebih dari 4 bulan memiliki penurunan risiko yang signifikan terhadap kelebihan berat badan dan obesitas.
Hal itu karena perkembangan bakteri usus yang berbeda antara anak yang diberi ASI dengan mereka yang minum susus formula.
Bayi yang disusui memiliki jumlah bakteri menguntungkan di usus lebih tinggi, yang dapat mempengaruhi penyimpanan lemak.
Bayi yang diberi ASI juga memiliki lebih banyak leptin dalam sistem tubuh mereka dari pada bayi yang diberi susu formula.
Leptin adalah hormon kunci untuk mengatur nafsu makan dan penyimpanan lemak.
Bayi yang biasa disusui ASI lebih baik dalam mengatur makannya, yaitu tidak makan berlebihan, yang membantu mereka mengembangkan pola makan yang sehat.
Baca juga: 3 Cara Mengatasi Bayi Tersedak ASI