Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Apa itu Kateter Urine, Fungsi, dan Jenisnya

Kompas.com - 03/06/2022, 18:01 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Saat mendapatkan perawatan medis jangka panjang atau di rumah sakit, terkadang pasien disarankan menggunakan alat kateter urine.

Pemasangan kateter urine biasanya dilakukan dokter atau perawat di rumah sakit dan penyedia layanan kesehatan.

Berikut penjelasan lebih lanjut apa itu kateter urine, fungsi, jenis, sampai pemasangannya.

Baca juga: Kenali Pemeriksaan Protein Urine untuk Melihat Fungsi Ginjal

Apa itu kateter urine?

Kateter urine adalah alat yang digunakan untuk membantu mengalirkan urine dari uretra (saluran untuk mengeluarkan urine dari kandung kemih).

Ketika sudah dipasangi kateter, urine yang terbuang akan ditampung ke kantong penampungan khusus urine.

Dilansir dari NHS, pemasangan kateter bisa dilakukan lewat saluran kencing atau melalui lubang kecil yang dibuat di perut bagian bawah.

Baca juga: 21 Penyebab Protein Urine Tinggi yang Perlu Diwaspadai

Fungsi kateter urine

Ada beberapa fungsi kateter urine, di antaranya:

  • Untuk membantu mengalirkan urine ketika ada masalah pada saluran kencing, misalkan ketika prostat bengkak
  • Untuk membantu mengeluarkan urine saat ada gangguan pada kandung kemih atau saraf rusak sehingga susah kencing
  • Untuk membantu mengosongkan kandung kemih, biasanya saat melahirkan dengan anestesi epidural atau beberapa jenis operasi
  • Untuk mengalirkan obat langsung ke kandung kemih, seperti selama kemoterapi untuk kanker kandung kemih
  • Untuk mengatasi inkontinensia urine atau gangguan kontrol kandung kemih, sehingga penderita kerap mengompol atau urine keluar tanpa disengaja

Dokter biasanya menganjurkan jenis kateter urine tertentu untuk mengatasi beberapa masalah kesehatan di atas.

Baca juga: Retensi Urine: Gejala dan Penyebabnya

Jenis kateter urine

Terdapat tiga jenis kateter urine yang biasanya digunakan untuk membantu pasien buang air kecil. Di antaranya kateter sementara, kateter kondom, dan kateter menetap. Berikut penjelasannya.

  • Kateter sementara

Dikutip dari RSUD Badung, penggunaan kateter urine sementara biasanya untuk pasien yang tidak bisa kencing selang 8–12 jam setelah operasi, uretra bermasalah, baru dibius, cedera tulang belakang, atau memiliki gangguan saraf yang mengendalikan buang air kecil.

Prosedur pemasangan kateter sementara biasanya dilakukan dalam waktu relatif singkat, antara lima sampai 10 menit.

  • Kateter menetap

Kateter urine menetap biasanya digunakan untuk pasien yang baru menjalani operasi uretra dan sekitar saluran kencing, saluran kencing tersumbat atau ada masalah pada aliran urine, dan inkontinensia urine.

Kateter urine menetap biasanya digunakan dalam waktu dua minggu. Setelah itu, kateter perlu diganti agar kebersihannya tetap terjaga.

Penggunaan kateter menetap perlu dibarengi perawatan minum banyak cairan agar kotoran tidak mengendap dalam kateter, kantong penampungan urine dikosongkan secara berkala, tidak mengangkat kantong penampungan urine lebih tinggi dari tubuh penderita, dan membersihkan kateter secara berkala.

Baca juga: 4 Urutan Proses Pembentukan Urine di Tubuh Kita

  • Kateter kondom

Dilansir dari MedlinePlus, kateter kondom biasanya disarankan untuk pasien pria penderita inkontinensia urine.

Pemasangan kateter kondom tidak menggunakan selang yang dipasang di saluran kencing seperti kateter lainnya.

Namun, kateter kondom menggunakan alat seperti kondom yang diletakkan di atas penis. Kondom ini juga terhubung dengan selang untuk mengalirkan urine ke kantong penampungan urine.

Baca juga: 15 Penyebab Kencing Sakit yang Perlu Diwaspadai

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau