Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Kebiasaan Tidak Sehat Mengancam Kesehatan Usus

Kompas.com - 08/06/2022, 08:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Menjaga kesehatan usus sangat penting, tetapi kita mungkin sering kali melakukan sejumlah kebiasaan tidak sehat yang dapat mengancamnya.

Mengutip Prevention, mikroorganisme usus sebenarnya mendukung produksi sel kekebalan yang membentuk garis pertahanan pertama melawan infeksi.

Jadi, usus adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh secara keseluruhan.

Faktanya, usus sangat kompleks dan mengatur begitu banyak fungsi tubuh, sehingga sering disebut sebagai "otak kedua" tubuh.

Baca juga: 6 Kebiasaan yang Meningkatkan Risiko Kanker Usus Besar

Sekitar 80 persen neurotransmitter serotonin diproduksi di saluran pencernaan ini, bukan di otak.

Itu berarti saluran pencernaan kita sebagian besar bertanggung jawab atas kesejahteraan fisik dan mental secara umum.

Mengutip Healthline, sejumlah penelitian dalam 2 dekade terakhir telah menunjukkan hubungan antara kesehatan usus dengan:

  • Sistem kekebalan
  • Suasana hati
  • Kesehatan mental
  • Panyakit autoimun
  • Gangguan endokrin
  • Kondisi kulit
  • Kanker.

Sehingga, bisa dipahami pentingnya menjaga kesehatan usus dengan menghindari kebiasaan tidak sehat yang mengancamnya.

Kebiasaan tidak sehat yang dapat mengancam kesehatan usus yang harus dihindari meliputi:

Baca juga: Gejala Kanker Usus Besar Stadium Akhir

1. Tidak makan beragam makanan

Mengutip Gut Performance, telah terbukti bahwa kebiasaan makan makanan utuh yang mengandung berbagai nutrisi membantu mendukung berbagai jenis bakteri, yang mengarah ke beragam flora usus.

Selama 5 dekade terakhir, banyak keragaman dalam pola makan barat telah menghilang.

Rata-rata asupan "makanan barat" hanya bersumber dari 12 tanaman dan 5 spesies hewan.

Pola makan orang zaman modern cenderung adiktif dengan makan makanan olahan, yang tidak utuh dan rendah nutrisi.

Kurangnya makan makanan utuh yang beragam dapat mengakibatkan hilangnya keanekaragaman flora usus, yang menyebabkan beberapa efek kesehatan yang merugikan.

2. Kurang prebiotik

Mengutip Gut Performance, prebiotik adalah jenis serat yang tidak tercerna tubuh dan sebagai makanan bakteri menguntungkan di usus.

Prebiotik merupakan bahan bakar yang penting bagi bakteri baik untuk berkembang dan melakukan semua aktivitas yang meningkatkan kesehatan di dalam tubuh.

Prebiotik hadir dalam makanan yang tinggi serat dan pati resisten. Makanan yang dianggap termasuk prebiotik, meliputi:

  • Lentil, buncis, dan oat
  • Pisang, asparagus, artichoke Yerusalem, daun bawang, bawang bombay, dan bawang merah
  • Kacang-kacangan dan biji-bijian.

Baca juga: 6 Pengobatan Kanker Usus Besar Stadium 4

3. Kurangnya aktivitas fisik

Mengutip Gut Performance, kebiasaan tidak aktif secara fisik memiliki banyak risiko kesehatan, termasuk meningkatkan tingkat stres dan penyakit kronis.

Aktif secara fisik juga telah terbukti dapat mengubah bakteri usus, meningkatkan kesehatan usus.

Beberapa penelitian telah dilakukan di seluruh dunia, menunjukkan bahwa atlet profesional memiliki flora usus yang lebih beragam.

Studi tambahan menunjukkan bahwa orang dengan tingkat kebugaran yang lebih tinggi memiliki tingkat bakteri menguntungkan lebih baik, yang memainkan peran penting dalam kesehatan metabolisme dan pencegahan obesitas.

Kementerian Kesehatan telah merekomendasikan olahraga ringan hingga sedang minimal 150 menit setiap minggu untuk mendapatkan manfaat kesehatan.

Misalnya, joging, berenang, bersepeda maupun saat beraktivitas di rumah, seperti naik turun tangga atau jalan cepat.

Baca juga: Tanda-tanda Usus Tidak Sehat yang Harus Diperhatikan

4. Minum alkohol terlalu banyak

Mengutip Gut Performance, kebiasaan tidak sehat dari minum alkohol memperburuk sistem pencernaan, selain dapat membuat Anda dehidrasi.

Minum alkohol memicu penundaan pemecahan makanan yang tepat, menyebabkan peningkatan produksi gas, dan sakit perut.

Jika kebiasaan minum alkohol terus-menerus dilakukan dapat mengakibatkan terjadinya dysbiosis, yaitu suatu kondisi ketidakseimbangan jumlah mikroorganisme dalam saluran pencernaan manusia.

Mengutip Kementerian Kesehatan, penelitian baru menyimpulkan bahwa tidak ada takaran yang aman untuk minum alkohol.

Penelitian terbaru tentang minuman alkohol itu dilakukan di 195 negara, yang meneliti angka 2,8 juta kematian prematur di seluruh dunia setiap tahunnya.

"Tidak ada takaran alkohol yang aman," ujar Max Griswold, peneliti di Institute for Health Metrics and Evaluation di Seattle, Washington dan penulis utama konsorsium riset teerbaru yang memiliki lebih dari 500 ahli.

Padahal, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa jika hanya minum sedikit alkohol, itu bisa mengurangi penyakit jantung.

Studi terbaru mematahkan studi sebelumnya.

Baca juga: Jangan Sampai Kecolongan, Gejala Kanker Usus Bisa Dilihat dari Feses

5. Merokok

Mengutip Hopkins Medicine, kebiasaan merokok dapat terkait dengan penyakit usus, seperti:

  • Penyakit Crohn
  • Penyakit usus besar
  • Kanker sistem pencernaan.

Mengutip Frontiersin, asap rokok merupakan campuran kimia yang kompleks, termasuk:

  • Nikotin
  • Aldehida
  • Hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH)
  • Nitrosamin
  • Logam berat dan lain-lain.

Semua zat itu dapat dihirup ke dalam paru-paru sebagai partikel aerosol atau bebas dalam bentuk gas.

Sebagian juga bisa masuk ke dalam saluran pencernaan, yang akan menginduksi dysbiosis mikrobiota gastrointestinal.

Efek dari kebiasaan tidak sehat ini pada gangguan usus terkait dengan:

  • Perubahan irigasi usus dan mikrobioma
  • Peningkatan permeabilitas mukosa
  • Gangguan respon imun mukosa.

Namun, mekanisme yang mendasari menghubungkan merokok dengan dysbiosis mikrobiota usus sebagian besar tidak diketahui.

Baca juga: Tips untuk Menjaga Kesehatan Usus

6. Penggunaan antibiotik

Mengutip Gut Performance, kebiasaan mengkonsumsi obat antibiotik dapat membunuh atau mencegah perkembangan bakteri, yang buruk maupun yang baik di usus.

Bahkan dosis jangka pendek telah terbukti mengganggu komposisi dan keragaman flora usus.

Keragaman flora usus penting karena variasi bermanfaat bagi kesehatan usus Anda.

7. Kurang tidur

Mengutip Prevention, kurang tidur membuat tubuh Anda kehilangan waktu perbaikan yang dibutuhkan.

Kurang tidur menyebabkan stres dan tingkat kortisol yang lebih tinggi, yang telah dikaitkan dengan usus bocor.

Tidur kurang dari 7 atau 8 jam setiap malam juga membuat kita kehilangan siklus tidur parasimpatis/relaksasi.

Siklus tidur itu dibutuhkan untuk sepenuhnya memperbaiki jaringan usus berenergi tinggi.

8. Terlalu stres

Mengutip Prevention, stres kronis menyebabkan tubuh Anda memproduksi lebih sedikit IgA sekretori.

IgA sekretori adalah salah satu garis pertahanan kekebalan pertama tubuh.

Itu juga memudahkan produksi DHEA, hormon adrenal antipenuaan dan antistres.

Selain itu, tubuh merespons stres dengan memperlambat pencernaan, yang mengurangi aliran darah ke organ pencernaan dan menghasilkan metabolit beracun.

Baca juga: 7 Gejala Kanker Usus dan Penyebabnya

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau