Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/07/2022, 10:01 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Banyak kasus cerebral palsy terlambat ditangani karena masalah kesehatan ini tidak terdeteksi sejak dini.

Orangtua biasanya baru menyadari tanda cerebral palsy ketika anak sudah berusia dua sampai tiga tahun saat tumbuh kembangnya terlambat. Padahal, gejala kondisi ini sebenarnya bisa dilihat sejak bayi.

Dengan diagnosis tepat dan cepat, penderita cerebral palsy bisa segera diberikan perawatan medis sedini mungkin. Tujuannya, agar cedera otaknya tidak bertambah parah saat bayi tumbuh lebih besar.

Baca juga: 11 Penyebab Cerebral Palsy pada Bayi, Bisa dari Masalah Kehamilan

Perlu diketahui, cerebral palsy adalah gangguan otak yang menyebabkan gerakan dan koordinasi tubuh terganggu.

Dilansir dari NHS, penyebab cerebral palsy bisa karena masalah pada perkembangan otak bayi di dalam kandungan, atau otak bayi mengalami kerusakan saat dilahirkan, serta saat bayi baru lahir.

Beberapa faktor yang bisa meningkatkan kondisi ini di antaranya pendarahan di otak bayi, infeksi pada ibu hamil, janin di dalam kandungan kekurangan oksigen, cedera saat persalinan, bayi terkena meningitis, sampai bayi jatuh.

Untuk meningkatkan kewaspadaan pada cerebral palsy, kenali perbedaan ciri-cirinya pada bayi dan anak.

Baca juga: Kenali Apa itu Cerebral Palsy, Penyebab Gangguan Perkembangan Anak

Tanda cerebral palsy pada bayi

Dilansir dari CerebralPalsyAlliance dan CerebralPalsyGuide, tanda cerebral palsy pada bayi yang perlu diwaspadai orangtua di antaranya:

  • Bayi terkulai ketika diangkat dari tempat tidur
  • Bayi tidak dapat mengangkat kepalanya sendiri saat berbaring tengkurap atau ketika dalam posisi duduk yang ditopang
  • Bayi sering kejang otot atau kaku, tandanya kaki sering bersilang atau kaku saat diangkat dari tempat tidur
  • Bayi kesulitan menggenggam benda atau tepuk tangan
  • Air liur berlebihan
  • Kontrol otot, refleks, dan postur bayi tidak normal
  • Tahapan tumbuh kembang bayi terlambat, contohnya tidak bisa duduk atau berguling secara mandiri sampai usianya enam bulan
  • Ketika sudah diberi MPASI, bayi tidak dapat menelan
  • Bayi cenderung menggunakan salah satu sisi tubuhnya

Biasanya, cerebral palsy pada bayi bisa dideteksi dengan pemeriksaan gerakan umum oleh dokter anak sejak bayi lahir sampai usianya lima bulan.

Apabila dari hasil penilaian tersebut menunjukkan bayi diduga mengalami cerebral palsy, dokter biasanya menganjurkan intervensi medis sejak dini.

Baca juga: 10 Penyebab Cerebral Palsy pada Anak, Bisa dari Infeksi sampai Cedera

Tanda cerebral palsy pada anak

Ketika bayi sudah tumbuh lebih besar dan menjadi anak balita, ciri-ciri cerebral palsy lebih mudah dikenali.

Beberapa tanda cerebral palsy pada anak yang pantang disepelekan orangtua, antara lain:

  • Postur tubuh anak tidak normal
  • Posisi merangkak anak miring
  • Anak kesulitan dengan keterampilan motorik halus; seperti makan, gosok gigi, atau memegang pensil warna
  • Gangguan pendengaran atau penglihatan
  • Ketika mencoba berjalan, anak tidak mampu dan melompat berlutut
  • Anak tidak dapat berdiri tegak
  • Anak sering melakukan gerakan otot di luar kendali
  • Tidak seperti anak sepantarannya, anak tidak jalan tapi mengesot saat berpindah tempat
  • Tidak bisa bicara sampai usianya dua tahun lebih
  • Tidak bisa jalan sampai usianya melewati 18 bulan
  • Otot, sendi, tendon kaku

Jika orangtua mendapati tanda cerebral palsy pada anak di atas, segera konsultasikan ke dokter.

Diagnosis kondisi ini terkadang butuh waktu, untuk itu orangtua diimbau tetap sabar dan telaten menjalani serangkaian tes dan konsultasi.

Tidak ada obat untuk menyembuhkan cerebral palsy. Tapi, perawatan medis dan beragam terapi bisa membantu mengoptimalkan tumbuh kembang anak, dan meningkatkan kemandirian penderita.

Baca juga: 7 Gangguan Tumbuh Kembang Anak yang Perlu Diwaspadai

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com