Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/07/2022, 18:01 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Demi mengurangi risiko kesehatan pada calon bayi dan komplikasi kehamilan pada ibu hamil, setiap pasangan dianjurkan untuk menjalani keluarga berencana untuk mengatur jarak kehamilan.

Beberapa penelitian menganjurkan, jarak kehamilan yang baik idealnya antara 18 bulan sampai 24 bulan dari persalinan sebelumnya.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional menyarankan jarak kehamilan paling ideal yakni tiga tahun dari persalinan sebelumnya.

Baca juga: Berapa Lama Jarak Kehamilan yang Baik dan Aman?

Secara umum, ibu yang melahirkan bayi dalam rentang waktu kurang dari lima tahun dari persalinan sebelumnya masih dianggap belum memiliki jarak kehamilan terlalu jauh.

Pengecualian bagi ibu yang berencana hamil di usia 35 tahun ke atas, jaraknya boleh dirancang lebih dekat yakni minimal satu tahun dari kelahiran bayi sebelumnya.

Berikut penjelasan lebih lanjut risiko jarak kehamilan terlalu dekat berikut pro dan kontra yang bisa jadi pertimbangan calon orangtua.

Risiko jarak kehamilan terlalu jauh

Dilansir dari MayoClinic, dari kacamata kesehatan, ada beberapa risiko jarak kehamilan terlalu jauh atau di atas lima tahun yang perlu diwaspadai calon orangtua, di antaranya:

  • Meningkatkan risiko preeklamsia pada ibu hamil yang sebelumnya belum pernah mengalami punya riwayat komplikasi kehamilan ini
  • Kapasitas rahim tidak seoptimal kehamilan berjarak kurang dari lima tahun. Hal ini disebabkan, kehamilan biasanya meningkatkan kapasitas rahim untuk menunjang tumbuh kembang janin. Tapi, karena jarak persalinan terlalu lama, manfaat ini berkurang sampai menghilang
  • Jarak kehamilan yang terlalu jauh biasanya membuat kehamilan lebih berisiko, terutama jika ibu hamil lagi di usia 35 tahun ke atas

Mengingat ada beberapa risiko kesehatan jarak kehamilan terlalu jauh, coba pertimbangkan jarak ideal untuk perencanaan keluarga.

Baca juga: 6 Risiko Jarak Kehamilan Terlalu Dekat yang Perlu Diwaspadai

Pro kontra jarak kehamilan terlalu jauh

Terlepas dari faktor kesehatan, jarak kehamilan terlalu jauh juga memiliki prokontra dari sisi pengasuhan anak. Dilansir dari Healthline berikut beberapa di antaranya:

  • Anak yang besar umumnya lebih siap menyambut kedatangan adik bayi
  • Orangtua bisa mengoptimalkan tumbuh kembang buah hatinya, terutama di masa keemasan atau 1.000 hari kehidupan si kecil
  • Orangtua lebih siap mental
  • Anak yang besar biasanya sudah sibuk dengan rutinitasnya, sehingga orangtua bisa lebih fokus mengasuh bayi
  • Kemungkinan muncul kecemburuan dari anak yang besar

Meskipun ada prokontra di atas, tapi sebaiknya para orangtua tetap mempertimbangkan faktor kesehatan sebagai risiko jarak kehamilan yang terlalu jauh.

Jangan lupa juga berkonsultasi ke dokter yang biasanya menangani terkait jeda waktu yang ideal ini. Terutama jika calon ibu memiliki masalah kesehatan khusus, pernah keguguran, atau hamil di usia 35 tahun ke atas.

Baca juga: 6 Risiko Kesehatan Hamil di Usia Remaja

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau