KOMPAS.com - Jarak kehamilan terlalu dekat ternyata tidak hanya meninggalkan kerepotan ekstra karena merawat anak-anak dengan usia yang tidak berjauhan.
Orangtua juga perlu menimbang-nimbang risiko kesehatan jarak kehamilan kurang dari setahun dari persalinan sebelumnya.
Simak beberapa petimbangan pentingnya keluarga berencana agar jarak usia buah hati tidak terlalu mepet berikut ini.
Baca juga: Berapa Lama Jarak Kehamilan yang Baik dan Aman?
Risiko jarak kehamilan terlalu dekat berdampak pada kesehatan ibu dan calon bayi, di antaranya:
Dilansir dari Antara, setelah melahirkan, fisik dan mental ibu butuh waktu untuk pulih sampai siap hamil lagi. Kondisi fisik dan mental ibu hamil lagi belum prima karena masih menyusui, kurang tidur, merawat bayinya, dan terkadang bekas jahitan atau luka melahirkan masih terasa nyeri.
Dikutip dari Women’sHealth, jarak kehamilan terlalu dekat juga berisiko meningkatkan anemia pada ibu hamil. Pasalnya, ibu biasanya masih menyusui dan cadangan nutrisinya belum kembali optimal setelah persalinan.
Ketika masih aktif menyusui bayinya, ibu bakal melepaskan hormon oksitosin. Efek pelepasan hormon ini bisa membuat kontraksi palsu saat hamil jadi lebih sering dan lebih kencang. Selain itu, kehamilan juga bisa membuat produksi ASI makin seret.
Baca juga: Setelah Keguguran, Kapan Bisa Hamil Lagi?
Dilansir dari Guardian, jarak kehamilan kurang dari setahun dari persalinan sebelumnya memiliki risiko melahirkan bayi prematur sebanyak 8,5 persen lebih tinggi dibandingkan ibu dengan jarak kehamilan ideal. Risiko ini naik jadi 40 persen apabila jarak kehamilan kurang dari enam bulan.
Studi menunjukkan, ibu yang hamil lagi kurang dari 1,5 tahun sejak persalinan sebelumnya memiliki risiko 61 persen lebih tinggi melahirkan bayi dengan berat badan rendah, dibandingkan ibu yang hamil lagi selang minimal 1,5 tahun dari persalinan sebelumnya.
Dikutip dari Mayo Clinic, ibu yang hamil dengan jarak kurang dari setahun dari persalinan sebelumnya juga lebih berisiko melahirkan bayi dengan autisme, kelainan bawaan seperti kebutaan, gangguan paru-paru, sampai tumbuh kembang terlambat.
Baca juga: Setelah Keguguran, Kapan Bisa Haid Lagi?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.