Oleh sebab itu, mulailah fokus dengan asupan yang kita santap. Ada beberapa cara agar Anda bisa makan dengan fokus.
Baca juga: 14 Risiko Penyakit dari Kelebihan Berat Badan yang Harus Diwaspadai
Nasi putih, roti, dan pasta atau mie merupakan makanan yang paling banyak mengandung karbohidrat. Terlebih, makanan tersebut merupakan karbohidrat olahan.
Otomatis, makanan tersebut cepat dicerna dan diubah menjadi glukosa dengan cepat.
Terlalu banyak gula atau karbohidrat olahan yang masuk ke dalam tubuh Anda memang dapat menyebabkan kenaikan berat badan.
Alih-alih mengonsumsi gula dan karbohidrat olahan. Anda dapat menggantinya dengan makanan berikut:
Serat makanan merupakan karbohidrat nabati yang tidak mungkin dicerna di usus kecil, tidak seperti gula dan pati.
Memasukkan banyak sumber serat dalam makanan dapat meningkatkan rasa kenyang, yang berpotensi menyebabkan penurunan berat badan.
Makanan kaya serat meliputi: sereal gandum utuh, buah dan sayur-sayuran, kacang polong, buncis.
Baca juga: 5 Manfaat Orgasme bagi Wanita, Termasuk Turunkan Berat Badan
Puasa intermiten merupakan metode pengaturan jam makan. Biasanya menerapkan jeda 16 jam sehari saat makan, misalnya jika Anda sarapan pukul 4 pagi, baru bisa makan lagi pukul 8 malam.
Selain itu ada pula penganut puasa intermiten yang menerapkan puasa 24 jam setelah makan.
Misalnya, jika Anda makan pukul 10 pagi, baru boleh makan keesokan harinya di waktu yang sama. Namun, metode ini hanya dapat dilakukan maksimal 2 kali dalam seminggu.
Pada puasa intermiten, orang menjadi terbiasa makan di waktu yang tepat. Sehingga, penganut puasa intermiten dapat menghindari kebiasaan makan menjelang tidur.
Selain dapat mengontrol dan menurunkan berat badan, puasa intermiten juga membuat tubuh lebih sensitif terhadap insulin.
Bagi penderita pradiabetes atau tekanan darah inggi, tingkat kadar gula dan tekanan darah biasanya akan normal dengan metode ini.
Menghindari minuman seperti soda, jus, dan alkohol juga menjadi salah satu cara menurunkan berat badan yang aman dan sehat.