KOMPAS.com - Terjadinya kematian saat tidur sering kali penyebabnya menjadi misteri, apalagi pada orang yang terlihat sehat dan orang tua.
Biasanya orang tua dan mereka yang sakit kurang mendapat perhatian tentang penyebab kematian saat tidur.
Mengutip Health Grades, sebenarnya selalu ada penyebab spesifik kematian saat tidur.
Beberapa orang menghadapi kematian saat tidur karena sleep apnea, yang lain karena serangan jantung.
Baca juga: 11 Tanda-tanda Menjelang Kematian yang Umum Terjadi
Ada banyak penyakit yang bisa menjadi penyebab kematian saat tidur, yaitu:
Mengutip Health Grades, gangguan jantung sudah sering kali menjadi penyebab penyakit kematian saat tidur, yang tiba-tiba dan tidak terduga baik di siang maupun malam hari.
Baik orang tua maupun muda bisa meninggal karena gangguan jantung.
Menurut American Academy of Pediatrics, kematian jantung mendadak (baik saat tidur atau di siang hari) adalah penyebab utama kematian atlet muda.
Irama jantung yang tidak normal, yang disebut aritmia, adalah penyebab paling umum dari kematian mendadak.
Aritmia yang mematikan termasuk fibrilasi ventrikel.
Fibrilasi ventrikel adalah suatu kondisi di mana bilik bawah jantung bergetar, bukannya memompa darah kaya oksigen secara efektif.
Selain itu, takikardia ventrikel, yaitu detak jantung yang cepat dan tidak normal.
Dalam beberapa kasus kematian saat tidur, individu yang mengalaminya mungkin memiliki kondisi jantung yang tidak terdiagnosis.
Sehingga, meningkatkan kerentanannya untuk meninggal karena irama jantung yang tidak normal.
Baca juga: Tahapan Proses Kematian Manusia, dari Bulan, Minggu, Hari, hingga Jam
Serangan jantung juga dapat menjadi penyakit penyebab kematian saat tidur.
Selama serangan jantung, otot jantung tidak mendapatkan oksigen yang cukup.
Dalam kondisi ini bagian dari otot jantung menjadi rusak atau mati.
Jantung menjadi tidak mampu memompa darah dan oksigen secara efektif ke seluruh tubuh.
Mengutip Verywell Health, jika darah tidak dapat diedarkan, sistem tubuh yang lain dengan cepat gagal dan kematian terjadi.
Henti jantung adalah ketika jantung tiba-tiba berhenti berdetak, yang dapat menyebabkan kematian dalam hitungan menit.
Baca juga: Bagaimana Henti Jantung Bisa Menyebabkan Kematian?
Mengutip Verywell Health, gagal jantung kongestif kronis (CHF) juga dapat secara bertahap menyebabkan gagal jantung.
Gagal jantung sisi kiri dengan cepat berdampak pada sisi kanan jantung, menyebabkan akumulasi cairan di paru-paru, dan pembengkakan di telapak serta tungkai kaki yang disebut edema perifer.
Kondisi ini ditandai dengan sesak napas, terutama saat berbaring.
Jika jantung mengalami kelebihan volume, kemampuannya untuk mengedarkan darah mungkin berhenti.
Saat itulah gagal jantung kongerstif dapat menjadi penyakit penyebab kematian saat tidur.
Mengutip Verywell Health, jantung dapat mempengaruhi sistem lain yang mengandalkan kemampuannya untuk mengedarkan darah.
Terutama, irama jantung yang tidak teratur dapat menciptakan gumpalan darah di otak dan menyebabkan stroke.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi dapat meningkatkan risiko stroke.
Jika stroke berdampak pada batang otak, pernapasan, kemampuan membuka mata, kontrol otot, dan kesadaran dapat terganggu.
Jika serangan stroke itu tidak diketahui, akibat fatal bisa terjadi, yaitu stroke menjadi penyakit penyebab kamatian saat tidur.
Baca juga: Tanda-tanda Kanker Prostat Tahap Akhir Menjelang Kematian
Mengutip Verywell Health, paru-paru melengkapi fungsi jantung seperti sebuah tim. Jika satu organ gagal secara akut, yang lain mungkin akan mengikuti dalam waktu singkat.
Penyakit paru-paru sering kali kronis yang dampaknya dapat berkembang lebih lambat. Namun, ketika ambang kritis tercapai tiba-tiba, kematian saat tidur dapat terjadi.
Pada tingkat yang paling dasar, paru-paru bertanggung jawab untuk pertukaran oksigen dan karbon dioksida dengan lingkungan.
Ketika mereka tidak berfungsi dengan baik, kadar oksigen turun, kadar karbon dioksida meningkat, dan perubahan berbahaya dalam keseimbangan asam-basa tubuh dapat terjadi.
Gagal napas dapat terjadi karena penyakit degeneratif kronis. Berikut penyakit paru-paru yang dapat menjadi penyebab gagal napas:
Ketika kematian mendekat perlahan, pola khas pernapasan Cheyne-Stokes terjadi.
Kondisi tersebut sering ditemukan pada gagal jantung, penggunaan obat-obatan narkotik, dan cedera pada batang otak.
Ini dapat mengindikasikan penghentian pernapasan dan kematian saat tidur bisa segera terjadi.
Baca juga: 6 Bahaya Stroke yang Pantang Disepelekan, Bisa Picu Kematian
Mengutip Verywell Health, beberapa gangguan tidur dapat menjadi penyakit penyebab kematian saat tidur.
Sleep apnea obstruktif dapat memperburuk kondisi medis lain yang pada akhirnya dapat berakibat fatal, termasuk:
Semuanya itu dapat menyebabkan kematian saat tidur dengan mendadak.
Baca juga: 10 Bahaya Kurang Tidur bagi Kesehatan, Salah Satunya Kematian Dini
Ada kemungkinan terjadi kematian saat tidur karena perilaku tidur yang disebut parasomnia.
Parasomnia adalah sekumpulan gejala tidak menyenangkan yang terjadi saat hendak tidur, sudah terlelap, atau terbangun dari tidur.
Berjalan dalam tidur dapat membawa seseorang ke dalam situasi berbahaya, termasuk jatuh dari jendela lantai atas, kapal pesiar, atau berkeliaran di jalan menuju lalu lintas.
Peristiwa itu bisa disebut "bunuh diri semu", yang menggambarkan kematian di antara orang-orang dengan cedera berjalan dalam tidur yang meninggal tanpa depresi atau ide bunuh diri yang diketahui.
Gangguan perilaku tidur REM dapat menyebabkan orang jatuh dari tempat tidur dan mengalami trauma kepala saat tidur.
Hal tersebut kemudian dapat menjadi penyakit penyebab kematian saat tidur akrena pendarahan internal yang dengan cepat terbukti mematikan.
Insomnia adalah gangguan tidur yang terjadi ketika seseorang mengalami kesulitan untuk bisa tidur.
Insomnia yang dibiarkan berlangsung lama tanpa ditangani dengan benar dapat menjadi penyakit penyebab kematian saat tidur.
Gangguan tidur kronis ini dapat meningkatkan kematian secara keseluruhan setelah bertahun-tahun kurang tidur.
Baca juga: Duduk Terlalu Lama Picu Penyakit Jantung dan Kematian Dini, Kok Bisa?
Mengutip Health Grades, diabetes tipe 1 meningkatkan risiko kematian saat tidur secara mendadak yang tidak dapat dijelaskan.
Kondisi tersebut sering kali terjadi pada malam hari, pada orang muda yang sehat.
Istilah "mati di tempat tidur" telah dipakai untuk menggambarkan sindrom ini dan menyumbang sekitar 6 persen dari semua kematian orang di bawah usia 40 tahun yang menderita diabetes tipe 1.
Mekanisme pasti kematian pada malam hari pada penderita diabetes tidak sepenuhnya dipahami.
Dalam beberapa kasus, hipoglikemia berat (gula darah rendah) dapat menjadi penyakit penyebab kematian saat tidur.
Diabetes juga berhubungan dengan penyakit jantung, jadi ada kemungkinan beberapa kematian terkait diabetes saat tidur disebabkan oleh irama jantung yang tidak normal.
Baca juga: 5 Manfaat Konsumsi Jamur, Cegah Kanker Payudara hingga Tunda Kematian
Mengutip Epilepsy Foundation, epilepsi dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian saat tidur.
Setiap tahun lebih dari 1 dari 1.000 orang dengan epilepsi meninggal akibat kematian mendadak yang tidak terduga kejang kambuh.
Peristiwa itu dikenal dengan sebutan SUDEP, kematian mendadak pada epilepsi yang tidak sepenuhnya dipahami.
Mereka dengan epilepsi yang tidak terkontrol memiliki risiko lebih besar untuk meninggal akibat SUDEP.
Orang dengan epilepsi dapat mengurangi risiko kematian akibat SUDEP dengan menjaga kondisi mereka tetap terkendali.
Berkonsultasi dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan adalah cara untuk mendapatkan rencana perawatan yang efektif. Kemudian, ikuti minum obat Anda sesuai resep.
Baca juga: 4 Penyakit yang Sering Memicu Kematian Pada Anak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.