Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/08/2022, 09:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Stres adalah perasaan alami yang muncul saat kita tidak mampu mengatasi tuntutan atau peristiwa tertentu.

Namun jika dibiarkan berlaru-larut, stres bisa menjadi kondisi kronis yang berbahaya untuk keseahatan.

Ada banyak hal yang bisa memicu stres, mulai dari pekerjaan, hubungan asmara, tekanan keuangan dan sejenisnya.

Namun apapun penyebabnya, stres bisa menimbulkan dampak yang nyata untuk kesehatan kita.

Baca juga: 5 Tips Pemulihan Pasca Melahirkan, Tidur Cukup hingga Olahraga

Mengenal stres

Stres merupakan pertahanan alami tubuh terhadap bahaya. Kondisi ini membuat tubuh dibanjiri oleh hormon yang akan mempersiapkan kita untuk menghindari atau menghadap bahaya.

Dalam dunia medis, kondisi ini disebut dengan mekanisme fight or flight.

Beberapa jenis hormon yang diproduksi tubuh saat stres antara lain kortisol, epinefrin, dan norepinefrin.

Jenis hormon tersebut memicu reaksi fisik seperti berikut:

  • peningkatan tekanan darah
  • peningkatan kesiapan otot
  • berkeringat
  • kewaspadaan.

Semua faktor ini meningkatkan kemampuan seseorang untuk merespons situasi yang berpotensi berbahaya atau menantang. Norepinefrin dan epinefrin juga menyebabkan detak jantung lebih cepat.

Efek fisik stres

Stres bisa memperlambat beberapa fungsi tubuh, seperti sistem pencernaan dan kekebalan.

Hal ini diperlukan agar tubuh bisa memusatkan sumber dayanya pada pernapasan, aliran darah, kewaspadaan, dan persiapan otot untuk menghadapi atau lari dari bahaya.

Jadi, saat stres tekanan darah dan nadi akan meningkat, pernapasan akan berjalan lebih cepat, dan otot menjadi lebih tegang.

Di sisi lain, sistem pencernaan akan melambat dan aktivitas imun menurun. Bagaimana seseorang bereaksi terhadap situasi yang sulit akan menentukan efek stres pada kesehatan secara keseluruhan.

Beberapa orang dapat mengalami beberapa stresor berturut-turut atau sekaligus tanpa ini menyebabkan reaksi stres yang parah.

Orang yang merasa tidak memiliki kemampuan cukup dalam mengelola stres bisa saja mengalami masalah kesehatan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau