KOMPAS.com - Apakah Anda suka mengonsumsi makanan atau minuman mengandung jahe yang memiliki sensasi hangat? Tahukah Anda bahwa ada banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dari konsumsi jahe?
Jahe sering kita temukan di dapur karena memiliki kegunaan dalam meningkatkan aroma makanan dan menghilangkan bau amis pada ikan.
Jahe dibagi menjadi 3 jenis berdasarkan ukuran, bentuk, dan warna rimpangnya.
Baca juga: 5 Manfaat Teh Jahe bagi Kesehatan
Selain digunakan sebagai bahan dapur, jahe sarat akan nutrisi, senyawa bioaktif, gingerol, olerosin, hingga minyak atsiri yang berperan menimbulkan rasa pedas pada jahe.
Tak heran jahe sering dijadikan alternatif pengobatan beberapa penyakit, antara lain:
Gangguan pencernaan kronis ditandai dengan nyeri berulang dan rasa tak nyaman di bagian atas perut.
Nyeri perut umumnya disebabkan oleh gastroparesis atau melambatnya pengosongan makanan dari lambung ke usus halus.
Konsumsi air jahe dapat mempercepat pengosongan makanan sehingga kita dapat terhindari dari nyeri perut.
Orang umumnya mampu mengosongkan lambung dalam waktu 1-2 jam. Namun, pengosongan lambung hanya butuh waktu sekitar 12 menit apabila mengonsumsi jahe.
Baca juga: Benarkah Jahe Dapat Bantu Turunkan Berat Badan?
Dilansir dari Healthline, jahe dapat mengurangi berat badan dengen mengecilkan pinggul atau pinggang seseorang.
Hal ini karena jahe memiliki potensi untuk membantu membakar kalori serta mengurangi peradangan.
Sebuah studi pada tahun 2016 terhadap 80 wanita obesitas ditemukan bahwa jahe juga dapat membantu mengurangi indeks massa tubuh (BMI) dan kadar insulin darah.
Sebagai informasi, kadar insulin darah yang tinggi berhubungan dengan peningkatan risiko obesitas atau kelebihan berat badan.
Jahe disebut memiliki sifat anti-diabetes yang kuat. Hal itu karena bahan dapur ini memiliki indeks glikemik rendah serta mampu menurunkan kadar gula darah.
Berdasarkan data Departemen Pertanian Amerika Serikat, dalam 100 gram jahe mengandung 80 kalori, 1,82 gram protein, dan 2 gram serat makanan.