Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dikdik Kodarusman
Dokter RSUD Majalengka

Dokter, peminat kajian autofagi. Saat ini bekerja di RSUD Majalengka, Jawa Barat

Homeostasis, Hukum Keseimbangan Tubuh

Kompas.com - 15/08/2022, 09:50 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Selama ini kita hanya melihat sistem sarafnya saja sebagai pengatur komunikasi. Padahal ada sistem pensinyalan yang bekerja melampaui batas anatomi sistem saraf, yaitu sistem neurohumoral. Sistem yang menjaga tubuh berada dalam kondisi keseimbangan.

Keseimbangan homeostasis, seperti definisi Hippocrates, yang dianggap sebagai perintis kedokteran modern.

Baca juga: Autofagi, Teori Kedokteran yang Jarang Dikenal Para Dokter

Bisa jadi respons tersebut menimbulkan ketidaknyamanan pada salah satu organ. Namun, tujuan akhir dari ketidaknyamanan tersebut adalah keberlangsungan seluruh sistem. Mempertahankan kenyamanan salah satu organ malah menyeret seluruh sistem dalam ketidakseimbangan.

Ketidakseimbangan yang mengarah pada kondisi katastropik. Semua terjadi akibat pandangan yang sempit. Melihat ketidaknyamanan suatu organ cukup diselesaikan pada organ tersebut. Tidak melihat berbagai kaitan organ yang memengaruhinya.

Memahami hukum keseimbangan membuat kita harus lebih sabar dan teliti. Tidak mudah menyimpulkan sebuah keluhan. Jangan pilih kenyamanan sesaat atau setempat. Bisa jadi efeknya justru akan merugikan, lebih luas dan lebih lama. Inilah prinsip pendekatan terapi autofagi.

Salam, semoga jadi inspirasi sehat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau