Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faktor Risiko Leukemia pada Anak yang Perlu Diketahui Orangtua

Kompas.com - 22/08/2022, 12:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Faktor risiko leukemia pada anak umumnya lebih terbatas dari pada orang dewasa.

Faktor risiko leukemia merupakan segala sesuatu yang mengarahkan seseorang untuk terkena penyakit ini.

Misalnya saja, pada orang dewasa merokok, kebiasaan makan tidak sehat, aktivitas fisik yang rendah memainkan peran utama seseorang terkena leukemia.

Namun pada anak-anak, hal itu dianggap tidak terlalu berperan.

Mengutip Medical News Today, sebagian besar leukemia pada anak bersifat akut, artinya sel kanker berkembang dengan cepat dan membutuhkan pengobatan sesegera mungkin.

Faktor risiko leukemia pada sebagian besar tidak dapat dicegah. Bahkan sebagian besar kasus leukemia tidak terkait dengan penyebab genetik yang diketahui.

Setidaknya berikut faktor risiko leukemia pada anak yang sering terjadi:

Baca juga: 10 Tanda-tanda Leukemia pada Anak yang Orang Tua Harus Waspadai

1. Faktor risiko genetik

Mengutip American Cancer Society, faktor risiko genetik adalah faktor-faktor yang merupakan bagian dari DNA (zat yang membentuk gen), warisan dari orangtua

Sindrom genetik

Beberapa kelainan genetik meningkatkan risiko leukemia pada anak:

  • Sindrom Down (trisomi 21): anak-anak dengan sindrom Down memiliki salinan ekstra (ketiga) kromosom 21. Mereka berkali-kali lebih mungkin mengembangkan leukemia limfositik akut (ALL) atau leukemia myeloid akut (AML) dari pada anak-anak lain, dengan risiko keseluruhan sekitar 2-3 persen.
  • Sindrom Li-Fraumeni: kondisi bawaan langka yang disebabkan oleh perubahan gen TP53. Anak dengan kondisi ini memiliki risiko lebih tinggi terkena beberapa jenis kanker, termasuk leukemia.

Baca juga: Tanda-tanda Awal Leukemia yang Perlu Diwaspadai

Masalah sistem kekebalan yang diturunkan

Leukemia pada anak dapat terjadi karena adanya kelainan di sistem kekebalannya setelah dilahirkan, seperti:

  • Ataksia-telangiektasia
  • Sindrom Wiskott-Aldrich
  • Sindrom Bloom
  • Sindrom Shwachman-Diamond

Seiring dengan penurunan imun tubuh sejak lahir, leukemia pada anak semakin berpotensi terjadi.

Memiliki saudara laki-laki atau perempuan dengan leukemia

Saudara kandung (laki-laki dan perempuan) dari anak dengan leukemia memiliki risiko terkena leukemia, tetapi risiko keseluruhannya masih rendah.

Risiko leukemia jauh lebih tinggi di antara anak kembar identik.

Jika satu kembar mengembangkan leukemia pada masa kanak-kanak, kembaran lainnya memiliki sekitar 1 dari 5 kemungkinan terkena leukemia juga.

Risiko tersebut jauh lebih tinggi jika leukemia berkembang pada tahun pertama kehidupan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau