Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/08/2022, 22:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Sistem imun manusia yang normal bekerja untuk mencari dan menghancurkan agen yang berpotensi menyerang tubuh.

Mengutip Healthline, pada kondisi normal sistem imun dapat mengenali sel tubuh sendiri dan sel asing yang berpotensi membahayakan.

Fungsi sistem imun tersebut kemudian mengubah targetnya ketika Anda mengalami penyakit autoimun.

Baca juga: 4 Cara Mengobati Penyakit Autoimun yang Perlu Diketahui

Sistem imun justru menyerang sel-sel sehat tubuh sendiri dengan melepaskan protein yang disebut autoantibodi.

Mengutip Cleveland Clinic, banyak jenis jaringan dan hampir semua organ dalam tubuh Anda bisa menjadi lokasi berkembangnya penyakit autoimun.

Ada lebih dari 100 penyakit autoimun yang dibedakan dalam dua jenis.

Beberapa penyakit autoimun hanya menargetkan satu organ (organ spesifik), sementara ada juga yang dapat memengaruhi seluruh tubuh (non organ spesifik).

Baca juga: Tanda-tanda Penyakit Autoimun yang Harus Diwaspadai

Jenis penyakit

Mengutip Helathline, di antara lebih dari 100 penyakit autoimun, 14 yang paling umum meliputi:

  1. Diabetes tipe 1: sistem imun menyerang dan menghancurkan sel-sel penghasil insulin di pankreas.
  2. Artritis reumatoid (RA): penyakit autoimun pada sendi.
  3. Psoriasis/artritis psoriatik: penyakit autoimun pada kulit karena sistem imun memengaruhi terbentuknya penumpukan sel-sel kulit ekstra dan bercak merah yang meradang.
  4. Sklerosis multipel: sistem imun merusak selubung mielin, lapisan pelindung yang mengelilingi sel-sel saraf di sistem saraf pusat Anda.
  5. Lupus eritematosus sistemik (LES): penyakit autoimun yang terjadi karena sistem imun mempengaruhi jaringan ikat dan dapat menyerang semua sistem organ tubuh.
  6. Penyakit radang usus: penyakit autoimun yang terjadi karena sistem imun Anda menyerang lapisan dinding usus.
  7. Penyakit Addison: penyakit autoimun yang terjadi karena sistem imun memengaruhi kelenjar adrenal, yang menghasilkan hormon kortisol, aldosteron, serta androgen.

Baca juga: 6 Penyebab Hipertiroid, Bisa Penyakit Autoimun sampai Infeksi Virus

  1. Penyakit Graves: penyakit autoimun yang disebabkan sistem imun menyerang kelenjar tiroid di leher, menyebabkannya memproduksi terlalu banyak hormon.
  2. Sindrom Sjogren: penyakit autoimun karena sistem imun menyerang kelenjar yang memberikan pelumasan pada mata dan mulut.
  3. Tiroiditis Hashimoto: penyakit autoimun karena sistem imun memengaruhi produksi hormon tiroid (melambat atau kekurangan).
  4. Miastenia gravis: penyakit autoimun yang terjadi karena sistem imun mempengaruhi impuls saraf yang membantu otak mengontrol otot.
  5. Vaskulitis autoimun: penyakit autoimun karena sistem imun menyerang pembuluh darah.
  6. Anemia pernisiosa: penyakit autoimun yang disebabkan oleh sistem imun memengaruhi sel-sel lapisan perut, faktor intrinsik yang dibutuhkan usus halus untuk menyerap vitamin B12 dari makanan.
  7. Penyakit seliaka: penyakit autoimun yang terjadi karena sistem imun menyerang usus halus saat gluten berada di dalamnya.

Baca juga: Kenali Apa itu Alopecia Areata, Rambut Rontok Karena Penyakit Autoimun

Penyebab

Mengutip Cleveland Clinic, para ahli belum mengatahui pasti mengapa sistem imun menyerang sel sehat tubuh sendiri.

Diperkirakan autoimun terjadi karena sistem imun tidak bisa lagi membedakan antara sel sehat tubuh sendiri dan sel asing yang mengancam.

Namun, diketahui ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan peluang Anda memiliki penyakit autoimun.

Mengutip Better Health, faktor risiko penyakit autoimun meliputi:

  • Genetika: kecenderungan penyakit autoimun diturunkan dalam keluarga. Namun, anggota keluarga dapat terkena penyakit yang berbeda. Misalnya, satu orang mungkin menderita diabetes, sementara anggota keluarga yang lain menderita rheumatoid arthritis. Tampaknya kerentanan genetik saja tidak cukup untuk memicu reaksi autoimun, dan faktor lain harus berkontribusi.
  • Faktor lingkungan: kerentanan keluarga terhadap penyakit autoimun mungkin terkait dengan faktor lingkungan yang umum. Faktor lingkungan mungkin bekerja sama dengan faktor genetik.
  • Jenis kelamin: sekitar tiga perempat orang dengan penyakit autoimun adalah wanita.
  • Hormon seks: penyakit autoimun cenderung menyerang selama tahun-tahun subur. Beberapa kasus penyakit ini tampaknya dipengaruhi, baik atau buruk, oleh perubahan hormonal besar, seperti kehamilan, persalinan, dan menopause.
  • Infeksi: beberapa penyakit autoimun tampaknya dipicu atau diperburuk oleh infeksi penyakit.

Baca juga: 21 Jenis Penyakit Autoimun yang Lebih Sering Dialami Wanita daripada Pria

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau