Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Langkah Sederhana Mengatasi Tantrum pada Balita

Kompas.com - 08/10/2022, 18:01 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

3. Bantu anak mengembalikan keseimbangan emosional dan belajar mengatur diri

Orang tua dapat membantu mengembalikan keseimbangan hormonal dalam tubuh anak dengan cara menggendong atau memeluknya.

Berpegangan tangan atau berpelukan dapat mengaktifkan sistem penenang dalam tubuh si kecil dan memicu produksi hormon oksitosin yang berkaitan dengan perasaan cinta, kasih sayang, dan emosi yang baik.

Beberapa afirmasi positif seperti; "Iya, mama tahu, nak", "Kamu pasti merasa sangat sedih," atau "Saya sangat menyesal karena kamu terluka," adalah cara yang cukup baik untuk membuat si kecil merasa aman dan dimengerti.

Empati dan penyesuaian orang tua terhadap perasaan anak tidak hanya dapat menenangkan emosi anak, tetapi juga dapat membantu membangun jalur penting antara otak logis dan emosional.

Anda juga dapat mengajak si kecil untuk latihan pernapasan agar membantu mereka dalam mengelola emosinya.

Baca juga: 6 Cara Meningkatkan Nafsu Makan Anak secara Alami

4. Tetap tenang, tunjukkan sikap positif

Anak merupakan peniru terbaik. Oleh karena itu, kita sebagai orangtua harus menunjukkan contoh yang baik saat mengelola emosi.

Apabila cenderung marah dan meneriaki balita yang tantrum, orangtua justru mencontohkan ke anak reaksi ketika suatu hal tidak berjalan sesuai keinginannya.

Alasan lain mengapa Anda perlu tetap tenang adalah emosi negatif umumnya menular.

5. Jangan menghukum si kecil

Katakanlah ayah atau ibu menderita sakit parah yang membuat Anda hampir patah semangat.

Apakah Anda ingin orang terdekat menghukum Anda dengan menjauhi atau mengunci Anda di kamar? Tentu tidak bukan?

Ya, oleh sebab itu, Anda tidak disarankan memberi hukuman atau mengancam si kecil ketika mereka tengah tantrum.

Perlu diketahui, temper tantrum bisa saja dimulai sebagai cara untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan anak. Apabila dibiarkan, emosi anak akan semakin memuncak menjadi badai hormonal yang tidak bisa diatasi sendiri oleh seorang balita.

Hukuman yang diberikan orangtua atau sekadar diucapkan ayah dan ibunya, hanya akan memperparah rasa sakit atau kekecewaan si kecil.

Baca juga: 6 Cara Alami Mengobati Flu pada Balita, Orangtua Perlu Tahu

6. Ajarkan kosakata dan ketrampilan bahasa 

Ketika badai emosi mereda, Anda dapat mulai mencari tahu penyebab si kecil mengalami tantrum. Ajari dia kalimat yang tepat untuk dikatakan ketika mereka menginginkan sesuatu.

Mengajarkan ketrampilan komunikasi dapat membuat si kecil lebih nyaman menyampaikan kondisinya, alih-alih melempar barang atau menangis sebagai bentuk ekspresi ketika sedang emosi.

7. Cegah temper tantrum

Ada hal yang bisa dilakukan orangtua untuk mencegah temper tantrum yaitu mengecek HALT. Apa yang dimaksud dengan HALT?

  • H: hungry, apakah anak sedang kelaparan?
  • A: angry, mungkinkah anak Anda marah?
  • L: lonely, apakah si kecil merasa kesepian?
  • T: tired, apakah anak merasa lelah sehingga meronta-ronta?

Perlu diketahui, anak-anak lebih rentan untuk marah ketika mereka lapar atau kelelahan. Untuk itu, tetapkan rutinitas harian, seperti tidur, makan, istirahat, bermain, hingga screen time.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau