KOMPAS.com - Perut kram, kembung, hingga badan pegal-pegal merupakan kondisi tak nyaman yang umumnya dirasakan para wanita selama periode menstruasi.
Beberapa wanita mungkin juga dapat merasakan gangguan kesehatan lain, seperti pusing atau sakit kepala saat menstruasi.
Pusing saat menstruasi membuat wanita membutuhkan waktu untuk beristirahat. Pasalnya, sakit kepala menyebabkan wanita susah fokus pada pekerjaan, studi, atau melakukan aktivitas harian lainnya.
Baca juga: 8 Penyebab Menstruasi Berlangsung Lama dengan Perdarahan Hebat
Pusing atau sakit kepala saat menstruasi dapat ditandai dengan beberapa gejala berikut:
Sebagaimana diketahui, hormon wanita berfluktuasi sepanjang siklus menstruasi bulanan mereka.
Apabila tidak terjadi pembuahan atau ovulasi, wanita akan mengalami penurunan hormon estrogen secara drastis sebelum menstruasi.
Melansir Mayo Clinic, penurunan estrogen juga dapat memengaruhi senyawa kimia yang berhubungan dengan respons rasa sakit di kepala.
Maka, ketika terjadi penurunan hormon estrogen, wanita dapat mengalami migrain atau sakit kepala dalam dua hari jelang menstruasi hingga tiga hari setelah haid.
Kadar hormon progesteron juga menjadi faktor penyebab pusing saat menstruasi. Diketahui, hormon progesteron menurun setelah sel telur terlepas dari ovarium.
Baca juga: 3 Penyebab Darah Menstruasi Berbau Amis dan Menyengat
Obat-obatan nonsteroid (NSAID) yang dijual bebas, seperti ibuprofen atau asam mefenamat dapat menjadi pilihan untuk meredakan pusing selama menstruasi.
Dokter kemungkinan juga dapat meresepkan pereda nyeri seperti triptan yang dapat memblokir sinyal rasa sakit di otak Anda.
Selain itu, ada beberapa cara non-obat yang dapat dilakukan untuk m eredakan sakit kepala selama menstruasi, antara lain: