Infeksi juga mengakibatkan proses peradangan. Proses ini melepaskan berbagai mediator peradangan, salah satunya sitokin. Sitokin akan mengakibatkan rangsangan pelepasan somatostatin. Somatostatin selanjutnya akan mengakibatkan penghentian pelepasan insulin dan glukagon.
Namun rangsang reseptor adrenergik selanjutnya hanya akan merangsang pelepasan glukagon. Hasil akhirnya adalah kondisi hiperglukagonemia disertai hipoinsulinemia.
Pemberian makanan manis justru merangsang pelepasan GLP-1. Hormon ini adalah hormon yang dihasilkan saluran cerna bagian atas, yang disebut sel L.
Hormon itu berperan dalam pelepasan insulin oleh sel beta pankreas. Pelepasan glukagon juga dirangsang oleh makanan, yaitu asam amino alanin.
Alanin adalah asam amino non esensial yang dihasilkan dari pemecahan protein. Glukagon selanjutnya juga memengaruhi pemecahan protein di dalam tubuh menjadi asam amino.
Baca juga: Bolehkah Penderita Diabetes Konsumsi Makanan Manis?
Kondisi itu juga yang mengakibatkan protein insulin dipecah menjadi leucin, sehingga insulin menjadi berkurang jumlahnya. Perangsangan glukagon oleh alanin menjelaskan dari mana hewan karnivora memperoleh kebutuhan glukosa.
Selain oleh alanin, pelepasan glukagon juga dipengaruhi asupan lemak. Asupan lemak mengakibatkan lipolisis. Ini juga menjadi sumber glukosa.
Glukagon juga ternyata tidak hanya diproduksi oleh sel alfa pankreas. Baru-baru ini para ahli menemukan bahwa glukagon juga diproduksi di saluran cerna. Hal ini menjelaskan mengapa pada saat percobaan pankreatektomi atau pemotongan pankreas terjadi peningkatan kadar glukosa darah.
Terjadinya hiperglukagonemia post prandial atau peningkatan kadar glukagon setelah makan ditengarai sebagai penyebab kondisi diabetes, sehingga dalam strategi penanggulangan diabetes terbaru justru mengarah pada upaya penanggulangan pemicu hiperglukagonemia. Karena kondisi itu dianggap sebagai kunci utama terjadinya hiperglikemik atau peningkatan kadar gula darah.
Hiperglukagonemia post prandial umumnya terjadi pada kondisi setelah puasa. Kondisi itu memicu stres yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan epinefrin dan norepinefrin. Kondisi itu juga disertai perangsangan oleh alanin yang pada akhirnya menekan pembentukan.
Peran glukagon dalam kondisi hiperglikemia juga dibuktikan dalam percobaan pemberian zat toksin lainnya. Pada percobaan yang mengakibatkan kerusakan pada pankreas ditemukan kondisi hipoinsulinemia disertai hipoglikemi.
Artinya, kadar glukosa darah lebih ditentukan oleh pelepasan glukagon daripada kekurangan insulin. Memang sepertinya tidak terlihat beda antara kondisi hiperglikemik akibat kondisi hipoinsulinemia dengan hiperglukagonemia. Sama-sama mengalami kondisi hiperglikemia. Namun pemahaman ini memberikan peluang penanganan diabetes lebih baik.
Dengan mengatasi kondisi yang mengakibatkan hiperglukagonemia maka akan mencapai remisi total. Bukan kondisi kadar gula darah terkontrol. Salam, semoga menjadi inspirasi hidup sehat.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.