Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Apa Itu Sifilis, Penyebab, dan Tanda-tandanya

Kompas.com - 09/05/2023, 10:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Sifilis adalah penyakit menular seksual yang menyebabkan penderitanya mengalami luka tanpa rasa nyeri.

Dikutip dari Mayo Clinic, infeksi menular seksual ini bisa mengecoh. Pada tahap awal, penyakit yang disebabkan bakteri ini bisa saja tidak aktif di dalam tubuh selama beberapa dekade.

Namun, beberapa saat kemudian penyakit ini bisa sewaktu-waktu aktif kembali dan menimbulkan gejala penyakit. 

Baca juga: Jumlah Penderitanya Naik, Ini yang Perlu Diketahu Tentang Sifilis

Perlu diketahui, sifilis biasanya menular dari satu orang ke orang lain melalui kontak kulit atau selaput lendir dengan luka tersebut.

Untuk mengenal lebih jauh masalah kesehatan seksual ini, kenali apa itu sifilis, penyebab, dan tanda-tandanya.

Baca juga: Waspada Sifilis, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya

Apa itu sifilis?

Dikutip dari Cleveland Clinic, sifilis adalah infeksi menular seksual (IMS) yang menyebar ketika Anda melakukan hubungan seks vaginal, anal, atau oral dengan seseorang yang memiliki infeksi bakteri penyebabnya.

Sifilis atau biasa disebut juga sebagai raja singa dapat berkembang melalui empat tahap berbeda.

Tahapan sifilis adalah sifilis primer, sekunder, laten, dan lanjut (tersier). Berikut penjabarannya:

  • Sifilis primer: tahap pertama ketika seseorang telah terpapar sifilis 2-12 minggu.
  • Sifilis sekunder: ketika seseorang telah terpapar sifilis sekitar 1-6 bulan.
  • Sifilis laten: jika Anda tidak menerima pengobatan selama 2 tahap pertama, infeksi sifilis masuk ke tahap laten. Pada tahap ini, tidak ada tanda atau gejala sifilis. Namun, infeksi dapat merusak jantung, tulang, saraf, dan organ tubuh Anda. Tahap ini bisa bertahan hingga 20 tahun.
  • Sifilis lanjut (tersier): kebanyakan kasus sifilis tidak berkembang melampaui laten. Sekitar 20 persen kasus berkembang ke fase sifilis lanjut, yang menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius.

Raja singa sangat menular pada tahap pertama dan kedua dan dapat dengan mudah menularkan infeksi ke pasangan seks penderitanya.

Infeksi menular seksual ini juga bisa terjadi pada ibu hamil. Kondisi ini disebut sebagai sifilis kongenital.

Jenis sifilis ini menyebabkan bayi dan anak kecil mengalami masalah kesehatan yang parah hingga menyebabkan kematian.

Baca juga: Serba-serbi Penyakit Sifilis, Gejala hingga Cara Penularannya

Apa penyebab sifilis?

Dikutip dari Mayo Clinic, penyebab sifilis adalah bakteri Treponema pallidum. Bakteri penyebab sifilis bisa menular saat kontak dengan penderita selama aktivitas seksual.

Bakteri ini memasuki tubuh melalui luka kecil atau lecet di kulit atau selaput lendir.

Sifilis menular selama tahap primer dan sekundernya, terkadang pada periode laten awal.

Sifilis juga dapat menyebar melalui kontak langsung dengan lesi aktif, seperti saat berciuman. Namun, penularan ini jarang terjadi.

Selain itu, raja singa dapat ditularkan dari ibu ke bayinya selama kehamilan atau persalinan.

Sifilis tidak dapat menyebar dengan menggunakan toilet, bak mandi, kolam renang, bak air panas, pakaian, atau peralatan makan yang sama.

Penyakit ini juga tidak akan menulari Anda karena menyentuh gagang pintu yang disentuh penderitanya.

Setelah sembuh, sifilis tidak kembali dengan sendirinya. Namun, Anda dapat terinfeksi kembali jika Anda melakukan kontak dengan penderita sifilis.

Baca juga: Apa Itu Infeksi Menular Seksual, Jenis, dan Tanda-tandanya

Apa saja tanda-tanda sifilis?

Gejala sifilis bervariasi tergantung pada stadium infeksi. Namun, tanda-tanda sifilis secara umum yang dikutip dari NHS, dapat meliputi berikut:

  • Luka kecil (ulkus) pada penis, vagina, atau di sekitar anus. Anda mungkin hanya mengalami salah satunya dan ini biasanya tidak menimbulkan rasa sakit
  • Luka di area lain, termasuk di mulut atau di bibir, tangan, atau pantat
  • pertumbuhan kutil putih atau abu-abu paling sering pada penis, vagina, atau di sekitar anus
  • Ruam di telapak tangan dan telapak kaki yang terkadang menyebar ke seluruh tubuh. Gejala ini biasanya tidak gatal
  • Muncul bercak putih di mulut
  • Gejala mirip flu, seperti suhu tinggi, sakit kepala, dan kelelahan
  • Kelenjar bengkak
  • Rambut di kepala, janggut, dan alis rontok

Baca juga: 5 Penyebab Infeksi Menular Seksual

Diperlukan waktu 3 minggu atau lebih untuk gejala sifilis muncul setelah Anda terinfeksi.

Terkadang gejalanya bisa membaik atau hilang total, tetapi jika belum diobati infeksinya masih ada di dalam tubuh Anda.

Jika Anda memiliki tanda-tanda sifilis di atas, segeralah periksa ke dokter ahli untuk mendapatkan diagnosis akurat dan pengobatan lebih cepat.

Tanpa pengobatan, raja singa dapat sangat merusak jantung, otak, atau organ lain yang mengancam jiwa. Sifilis juga dapat ditularkan dari ibu ke anak yang belum lahir.

Infeksi sifilis yang diobati sejak dini lebih mudah disembuhkan, terkadang cukup dengan satu suntikan penisilin.

Baca juga: Apakah Infeksi Menular Seksual Bisa Disembuhkan? 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Studi: Ingatan yang Kurang Spesifik Bisa Picu Gangguan Kejiwaan Lebih Dini
Studi: Ingatan yang Kurang Spesifik Bisa Picu Gangguan Kejiwaan Lebih Dini
Health
Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Malaria di Papua yang Masih Tinggi Kasusnya
Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Malaria di Papua yang Masih Tinggi Kasusnya
Health
Haruskah Orang Dewasa Tidur 7 Jam Setiap Hari untuk Kurangi Risiko Stroke? Ini Kata Dokter…
Haruskah Orang Dewasa Tidur 7 Jam Setiap Hari untuk Kurangi Risiko Stroke? Ini Kata Dokter…
Health
Penyebaran Mpox Meningkat: Kenali Gejalanya dan Lakukan Pencegahan Berikut...
Penyebaran Mpox Meningkat: Kenali Gejalanya dan Lakukan Pencegahan Berikut...
Health
Studi: Kerja Lembur Terlalu Sering Bisa Ubah Struktur Otak
Studi: Kerja Lembur Terlalu Sering Bisa Ubah Struktur Otak
Health
Status Darurat Mpox Diperpanjang WHO: Penyebaran Meningkat, Gejala dan Pencegahan Diperketat
Status Darurat Mpox Diperpanjang WHO: Penyebaran Meningkat, Gejala dan Pencegahan Diperketat
Health
Gejala Mirip Covid-19, Virus HKU5 Jadi Ancaman Pandemi Baru
Gejala Mirip Covid-19, Virus HKU5 Jadi Ancaman Pandemi Baru
Health
Efektifkah Makan Sayur dan Buah untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Kata Dokter…
Efektifkah Makan Sayur dan Buah untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Kata Dokter…
Health
Sering Dianggap Sepele, Lewatkan Biopsi Bisa Buat Kanker Tak Terdeteksi
Sering Dianggap Sepele, Lewatkan Biopsi Bisa Buat Kanker Tak Terdeteksi
Health
Punya Orangtua Narsis, Apa yang Harus Dilakukan? 
Punya Orangtua Narsis, Apa yang Harus Dilakukan? 
Health
Waspadai Uap Rokok Obat, Ini Kata Dokter soal Dampaknya bagi Paru-paru
Waspadai Uap Rokok Obat, Ini Kata Dokter soal Dampaknya bagi Paru-paru
Health
Tanda-tanda Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua Narsis
Tanda-tanda Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua Narsis
Health
Bisakah Mengandalkan ChatGPT Membaca Hasil Pemeriksaan Medis?
Bisakah Mengandalkan ChatGPT Membaca Hasil Pemeriksaan Medis?
Health
Ada Black Mold di Ruangan, Seberapa Berbahaya untuk Kesehatan?
Ada Black Mold di Ruangan, Seberapa Berbahaya untuk Kesehatan?
Health
Menu Makanan di Sekolah Bisa Jadi Kunci Anak Makan Sehat, Ini Kata Ahli Gizi
Menu Makanan di Sekolah Bisa Jadi Kunci Anak Makan Sehat, Ini Kata Ahli Gizi
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau